Semarapura (Antara Bali) - Wakil Bupati Klungkung, Bali bersama Sekretaris Daerah (Sekda) setempat Gede Putu Winastra menghadiri dan melaksanakan kegiatan ritual "muspayang Karya Aci Pengenteg Jagat" di Pura Gelap, komplek Besakih, Kabupaten Karangasem, Senin.
Kegiatan ritual itu digelar secara berkesinambungan setiap tahun bertepatan dengan Purnama Karo untuk menjaga keseimbangan alam yang rangkaian ritualnya berlangsung selama empat hari hingga Kamis (10/8).
Salah seorang panitia kegiatan ritual tersebut Dewa Ketut Soma menjelaskan, ritual "Aci Pengenteg Jagat" merupakan upacara rutin yang dilaksanakan Pemkab Klungkung setiap Purnama Karo di Pura Gelap, Besakih.
Ritual tersebut sebagai wujud bakti umat kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa sebagai penguasa alam semesta.
Melalui kegiatan ritual tersebut diharapkan mampu menjaga keseimbangan jagat raya. "Lewat ritual tersebut kami memohon keselamatan dan keseimbangan alam beserta isinya," ujar Dewa Soma.
Karya "Aci Pengenteg Jagat" menggunakan kelengkapan ritual sebagai kurban suci antara lain kerbau, kambing, angsa dan jenis ternak lainnya.
Seluruh ternak tersebut sebelumnya telah disucikan melalui ritual "Mapepada" yang dilaksanakan sehari sebelumnya.
Mengiringi ritual "Aci Pengenteg Jagat" dipentaskan Tari Rejang Dewa, Rejang Renteng, Topeng Sidakarya dan Wayang Gedog.
Kegiatan ritual tersebut dihadiri ribuan masyarakat setempat yang berlangsung secara khidmat dan lancar diakhiri dengan mengadakan persembahyangan bersama.
Besakih, tempat suci umat Hindu terbesar di Pulau Dewata menyimpan ketenangan dan kedamaian yang senantiasa menjadi pusat perhatian umat saat berlangsungnya kegiatan ritual berskala besar.
Pura Agung Besakih berlokasi di lereng kaki Gunung Agung yang memiliki ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut, secara administratif masuk wilayah Kabupaten Karangasem, sekitar 85 km timur laut Denpasar.
Kawasan suci di ujung Timur Bali itu terdiri atas 16 komplek pura yang menjadi satu-kesatuan tak terpisah satu sama lain, memiliki arti penting bagi kehidupan keagamaan umat Hindu, yang dianut sebagian besar masyarakat Pulau Dewata.
Keunikan, kesakralan dan menawannya kawasan Besakih senantiasa menjadi sasaran kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara saat menikmati liburan di daerah ini. (WDY)