Negara (Antara Bali) - Ribuan lalat dari peternakan ayam, memenuhi pemukiman warga di Dusun Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kabupaten Jembrana, membuat warga merasa terganggu.
"Sebagai kepala dusun saya sudah mengecek rumah warga, dan benar banyak lalat disana. Disini ada empat lokasi peternakan ayam," kata Kepala Dusun Samblong Gede Utama Yasa, Jumat.
Menurutnya, beberapakali dirinya juga mendatangi pengelola kandang untuk menjaga kebersihan agar lalat tidak sampai memenuhi pemukiman warga, apalagi hal seperti ini sudah pernah terjadi.
Ia mengatakan, pada bulan Februari lalu, warga setempat juga protes karena rumah mereka diserbu lalat, yang dikhawatirkan menularkan wabah penyakit.
Menurutnya, saat baru satu kandang panen, serbuan lalat berlangsung sekitar satu minggu, tapi jika empat kandang tersebut panen berurutan, ribuan lalat bisa bertahan di pemukiman warga hingga berbulan-bulan.
Pengamatan di lokasi, lalat berkerumun di rumah-rumah warga, termasuk dapur serta makanan yang dijual pedagang sekitar, bahkan juga di kabel-kabel listrik.
Beberapa warga seperti Nengah Dernen, Gede Sumardi dan Luh Sugiarti berharap, pengelola maupun pemerintah mengatasi masalah lalat ini karena sangat menganggu masyarakat.
Bahkan menurut warga, mereka kerap membakar tumpukan lalat yang tertangkap saat hinggap di kertas yang berisi lem.
Wayan Darta, salah seorang penunggu peternakan ayam mengatakan, pihaknya hanya mengelola peternakan milik keponakannya bernama Kadek Dodi, serta sudah berusaha mengatasi lalat dengan obat-obatan.
Lurah Sangkaragung Gede Suardana mengakui, keluhan warga terkait serbuan lalat dari peternakan ayam itu sering terjadi, dan pihaknya sudah memanggil pemilik peternakan untuk mencari jalan keluar.
"Bahkan dalam pertemuan dengan pemilik kami juga mengundang Dinas Peternakan. Kami berharap masalah ini segera bisa diatasi," katanya.(GBI)