Bandung (Antara Bali) - Penjelajah udara asal Amerika Serikat Bryan
Lloyd menyinggahi Kota Bandung, sebagai bagian napak tilas 80 tahun
hilangnya pilot perempuan pertama yang mempunyai misi mengelilingi
dunia, Amelia Earhart.
"Earhart orang luar biasa. Saya ingin meladani napak tilas orang
orang luar besar," ujar Bryan saat berada di Gedung Sate Kota Bandung,
Kamis.
Amelia yang juga merupakan aktivis pejuang hak-hak wanita ini,
dikabarkan hilang di Samudra Pasifik, pada 2 Juli 1937 hanya berselisih
beberapa hari setelah keberangkatan dari Bandung.
Kiprah wanita kelahiran Atchison, Kansas, Amerika Serikat ini
menginspirasi Bryan Lloyd untuk mengikuti jejak langkah Amelia, terbang
solo mengelilingi dunia (circumnavigate) sekaligus memperingati 80 tahun
menghilangnya Amelia Earhart.
Dalam melaksanakan misinya, Bryan terbang menggunakan pesawat
mooney M30K bernama "spirit" bermesin tunggal dengan registrasi N916 BL.
Pesawat tersebut dimodifikasi oleh Bryan dengan menghilangkan tiga
kursi untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan suku cadang serta 150
galon bahan bakar. Selain itu, dilengkapi pula dengan peralatan navigasi
modern, radio komunikasi jarak jauh dan telepon satelit.
Penerbangan Bryan mengikuti rute yang dilalui Earhart pada 1937
yakni Miami, Florida menuju Amerika Selatan, menyebrang Atlantik menuju
Afrika, Timur Tengah, Asia, Australia, Pasifik dan kembali ke Amerika
Serikat.
Selama penerbangan, Bryan aktif berkomunikasi melalui radio dengan
para pengelola radio amatir di seluruh dunia. Selain itu, penerbangan
ini juga dapat diikuti melalui web dan media sosial.
Mengenai perjalanannya, Brian mengaku optimis bisa menuntaskan misi
yang sudah diimpikannya sejak 30 tahun lalu. Ia memulai penerbangan
sejak 1 Juni dan berakhir kembali di Amerika Serikat pada 24 Juli 2017.
"Saya telah berkomunikasi dengan ayah (Mengenai perjalanan
mengelilingi dunia) yang mengajari terbang saat saya berusia 14 tahun.
Penerbangan memang ada di keluarga saya, kedua anak saya juga pilot,"
kata Lloyd.
Menurutnya, menjelajahi rute Earhart bukanlah perkara yang mudah
terlebih dana yang harus disiapkan begitu besar. Namun beruntung, dia
dapat mengumpulkan donasi di seluruh dunia serta dari bantuan-bantuan
pemerintah setempat.
Tentang masalah yang dihadapi selama perjalanan, kata LLyod, daerah
yang menjadi perhatiannya yakni Pakistan ke India, serta di Benua
Afrika.
"Afrika merupakan daerah konflik, juga alamnya masih begitu liar," kata dia.
Rencananya, pria berusia 62 tahun itu akan menghabiskan waktu
selama beberapa hari di Bandung sebelum melanjutkan perjalanannya ke
Papua Nugini, Australia, Selandia Baru, Fiji, Kepulauan Cristmas, Hawai,
dan Kembali ke Amerika Serikat. (WDY)
Penjelajah Udara Bryan Lioyd Singgah di Indonesia
Jumat, 30 Juni 2017 7:26 WIB