Jakarta (Antara Bali) - Sidang penetapan Hari Idul Fitri 1 Syawal 1438
Hijriyah/2017 Masehi pada Sabtu di Kantor Kementerian Agama, Jakarta
diawali dengan pemaparan posisi bulan baru atau hilal oleh Tim Hisab dan
Rukyat Kemenag.
Pemaparan posisi hilal dilakukan oleh anggota tim hisab rukyat
Kementerian Agama Cecep Nurwendaya yang mengawali kegiatan sidang isbat
tersebut hingga shalat Maghrib.
Selepas Maghrib, sidang isbat akan dilanjutkan lewat musyawarah
tertutup yang diikuti oleh unsur Kemenag, ormas Islam dan tamu undangan.
Sidang tersebut jiga diikuti duta besar negara sahabat, Mahkamah
Agung, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial
(BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Planetarium.
Apabila sidang tertutup itu selesai kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers terkait hasil sidang isbat.
Terdapat kemungkinan Idul Fitri 2017 akan jatuh pada Minggu, 25 Juni
apabila tim rukyat dari Kemenag melihat bulan baru di salah satu tempat
pemantauan bulan yang disebar di titim steategis di seluruh Indonesia.
Sementara itu, jika tidak ada satupun perukyat yang melihat hilal
maka puasa tahun ini digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari sehingga 1
Syawal 1438 Hijriyah jatuh pada Senin, 26 Juni 2017. (WDY)
Sidang Isbat Diawali Pemaparan Posisi Hilal
Sabtu, 24 Juni 2017 19:38 WIB