Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengutus tim reaksi cepat pemprov setempat untuk mengirimkan bantuan sementara kepada nenek Wayan Rai (80) yang hidup sebatang kara di Desa Panji, Kabupaten Buleleng.
"Kami menyerahkan bantuan sementara dari Gubernur Bali berupa beras 50 kilogram dan sejumlah uang tunai, guna meringankan beban hidup Dadong (nenek) Rai sehari-hari," kata Kepala Sub Bagian Media Cetak Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Nyoman Darsana, di Singaraja, Buleleng, Selasa.
Di sela-sela penyerahan bantuan tersebut, ia menjelaskan bantuan lainnya akan dikoordinasikan dengan instansi terkait. "Melalui kesempatan ini, kami harapkan dapat menggugah rasa kepedulian masyarakat terhadap sesama yang membutuhkan," ujar Darsana.
Saat tim sampai di lokasi, kondisi Dadong Rai sangat memprihatinkan, karena tinggal dalam sebuah gubuk reyot seorang diri. Fisiknya pun terlihat sangat lemah, karena untuk berdiri saja sudah kewalahan, namun pendengarannya masih normal, sambil sesekali menjawab dengan lemah pertanyaan yang diajukan tim.
Sementara itu, Kepala Dusun Mekar Sari Gede Ari Kusumajati membenarkan apa yang dialami warganya tersebut. Ia menceritakan selama sekitar 20 tahun, Dadong Rai yang aslinya berasal dari Karangasem dan tinggal di daerah tersebut tanpa sanak saudara, karena suaminya sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Dadong Rai pun terpaksa harus tinggal sendirian sejak ditinggal suaminya, karena ia juga tidak memiliki keturunan. Dalam kehidupan yang serba keterbatasan, ada salah seorang warga Mekar Sari bernama Made Kayun yang berbaik hati mengizinkan Dadong Rai tinggal di gubuk di atas tanah miliknya.
"Berkat bantuan Made Kayunlah, Dadong Rai bisa bertahan hidup, dulu selagi masih kuat sih dia juga memiliki bekal, karena sebelumnya dia bekerja cukup ulet sebagai pedagang, namun semakin tua hidupnya semakin memprihatinkan. Saat ini untuk makan dibantu sama Made Kayun itu," ujarnya.
Ari sudah berusaha untuk memfasilitasi Dadong Rai agar bisa berkumpul dengan keluarganya di Karangasem, namun keluarga Dadong Rai mengaku agak takut menerima kehadirannya.
Dia menambahkan, Dadong Rai tidak masuk sebagai warga daerah yang dipimpinnya, sehingga tidak memiliki kartu identitas KTP maupun KK, hal itulah yang menjadi kendala baginya untuk menerima bantuan resmi dari pemerintah.
Namun, ia tak tinggal diam, semenjak dirinya menjabat sebagai kepala dusun, ia berusaha menyisihkan pembagian beras bagi keluarga miskin untuk diberikan kepada Dadong Rai.
"Iya, selama dua tahun ini, saya menganjurkan bagi keluarga yang mendapatkan jatah raskin agar menyisihkan sedikit bagiannya untuk Dadong Rai, dan kebanyakan warga mendukung," katanya.
Ari sudah menawarkan Dadong Rai dan sudah memfasilitasi ke Dinas Sosial Kabupaten Buleleng untuk tinggal di panti jompo, namun ditolak dengan alasan ingin tetap tinggal di gubuk tersebut hingga meninggal.
Pihaknya berharap kepada pemerintah agar bisa dibantu biaya kehidupan sehari-hari, kesehatan, atau pun bantuan bedah rumah agar Dadong Rai bisa hidup lebih layak.(WDY)