Semarang (Antara Bali) - Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi
atau Communication and Information System Security Research Centre
(CISSReC) berharap situs pemerintah lebih aman sejak keberadaan Badan
Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikas (CISSReC) Pratama
Persadha mengatakan hal itu melalui surat elektroniknya kepada Antara di
Semarang, Minggu malam, ketika merespons pembentukan BSSN.
Pratama yang pernah sebagai Pelaksana Tugas Direktur Pengamanan
Sinyal Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) itu, menegaskan bahwa BSSN harus
sudah berjalan 4 bulan ke depan, sebagaimana ketentuan dalam Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Negara.
"Kita apresiasi pembentukan BSSN. Selain karena serangan ransomware
Wannacry, saya yakin pemerintah berhitung dengan tren hacktivist saat
ini," katanya.
Pratama menjelaskan bahwa BSSN memang akan menjadi tumpuan utama
pemerintah dalam menanggulangi serangan siber di Tanah Air yang terus
meningkat.
BSSN sendiri fokus pada identifikasi, deteksi, proteksi,
penanggulangan, pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi
e-commerce, persandian, penapisan, diplomasi siber, pusat manajemen
krisis siber, pusat kontak siber, sentra informasi, dukungan mitigasi,
pemulihan penanggulangan kerentanan, insiden dan/atau serangan siber,
seperti disebut dalam perpres.(WDY)
Keberadaan BSSN Diharapkan Situs Pemerintah Lebih Aman
Senin, 5 Juni 2017 9:44 WIB