Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan Kota Denpasar melakukan pelatihan kepada para seniman yang bergabung dalam Sekaa (kelompok) Arja Arsa Winangun dalam menyongsong ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-39 tahun 2017.
Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Dwi Wahyuning Kristiansanti, di Denpasar, Rabu mengatakan tim kesenian Sekaa (kelompok) Arja Arsa Winangun, Desa Pakraman Poh Gading, Kecamatan Denpasar Utara nantinya akan menjadi duta Denpasar di PKB.
Ia mengatakan pembinaan kesenian tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Pemkot Denpasar setiap tahunnya kepada para senimanan guna mempersiapkan seniman ini untuk tampil maksimal pada ajang PKB Ke-39.
"Presiapan kesenian tersebut sudah dimulai sejak akhir tahun 2016, yakni dengan penunjukkan kesenian oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar yang kemudian pada Januari 2017 ditunjuk melaksanaan pelatihan di masing-masing wilayahnya dan pada 29 April 2017 dilakukan pembinaan oleh Tim Pembina dari Provinsi Bali dan akan dibina sampai 20 Mei 2017.
Selain Sekaa Arja Arsa Winangun, Desa Pekraman Poh Gading, kali ini juga dilaksanakan pembinaan kepada dua kelompok kesenian secara bersamaan yakni Sekaa Joged Bumbung Sekar Rahayu, Banjar Pondok, Desa Peguyangan Kaja dan Sekaa Ngelawang Gita Winangun, Banjar Panti Gede, Desa Pemecutan Kaja.
Sementara penulis naskah kisah Ceti, I Gede Anom Ranuara mengatakan, kisah Ceti yang dibawakan oleh Arja Arsa Winangun, Desa pakraman Poh Gading menceritakan tentang seorang penari legong terkenal yang sangat cantik dari Lukluk, Badung yang bernama Ni Rawit.
Dengan kecantikan itu mengundang para lelaki untuk ingin mendapatkan sebagai pendamping hidup, apalagi penampilan yang agak genit sangat membuat para laki-laki semakin kepincut. Kesempatan itulah yang digunakan Ni Rawit untuk mata pencahariannya guna menyambung hidupnya menjadi "ceti" setiap laki-laki dan bahkan dia sampai menjual dirinya.
Pekerjaan ini terganjal dan sangat dibenci oleh suaminya yang benama I Made Pugeg yang mengakibatkan diceraikan oleh suaminya. Kemudian Ni Rawit menikah lagi dengan pria yang bernama I Lempod dan tinggal di Nusa Penida.
Singkat cerita, Ni Rawit dan suaminya memperjualbelikan wanita sebagai penghibur, dimana ada seorang wanita cantik yang bernama Ni Anis menjadi sasaran oleh kedua pasangan suami istri ini. Ni Anis pun berasil diculik oleh I Lempod dan akan dijadikan budak penghibur kepada para perompak.
Suami Ni Anis pun mengetahui kehilangan istrinya dan akhirnya mengejar kapal perompak yang menculik istrinnya, dan secara kebetulan kapal ronda Belanda sedang lewat, terjadilah baku tembak di tengah lautan yang membuat semua para budak tercebur kelautan dan akhirnya Ni Anis dapat diselamatkan oleh suaminya dan Ni Rawit tenggelam terbawa arus air laut. (WDY)
Disbud Denpasar Siapkan Duta Dalam Ajang PKB
Rabu, 10 Mei 2017 19:20 WIB