Denpasar (Antara Bali) - Puluhan hektare tanaman cokelat milik petani pada tiga kecamatan di Kabupaten Jembrana, Bali, terserang penyakit pembuluh kayu atau "Vascular Streak Dieback (VSD)".
"Penyakit VSD yang menyerang puluhan hektare milik petani itu terjadi karena pengaruh perubahan iklim yang ekstrem sehingga kelembaban tidak terjaga mengakibatkan munculnya jamur penyebab timbulkan serangan yang mematikan itu," kata Gusti Ayu Fransiska Kusuma Dewi, peneliti bioteknologi Universitas Udayana di Denpasar, Sabtu.
Dia mengatakan, tiga kecamatan yang terserang penyakit tersebut, adalah wilayah Kecamatan Melaya, Pekutakan dan Mendoyo.
Setiap satu kecamatan, lahan tanaman cokelat yang terkena wabah VSD minimal sekitar 20 hektare. Sehingga diperkirakan paling tidak sekitar 60 hektare.
"Penangangan terhadap penyakit itu masih cukup lambat, sehingga cukup banyak petani yang merugi karena tanamannya mati atau gagal panen," ujarnya.
Fransiska menjelaskan, tindak penanganan oleh para petani dengan cara yang masih manual atau serba terbatas, yakni dengan memangkas batang atau cabang pohon yang terkena penyakit itu supaya tidak menyebar.
Akan tetapi, tambahnya, usaha itu ternyata sia-sia saja karena penyebaran wabah penyakit yang mematikan tersebut sangat mengkhawatirkan.
"Hal yang menyedihkan pihak pemerintah daerah setempat tidak bisa melakukan tindakan apapapun untuk mengatasi serangan itu. Pemerintah hanya menganjurkan cara untuk memangkas bagian pohon yang diserang VSD," katanya menjelaskan.
Dia mengatakan, akibat serangan penyakit yang cukup sulit diatasi itu membuat para petani beralih menanam pohon kelapa.
Meskipun penghasilan yang diperoleh tidak sebanding dengan saat menanam pohon cokelat tetapi setidaknya mereka masih mempunyai pendapatan untuk bertahan hidup.
Penyakit pembuluh kayu dikenal dengan Vascular Streak Dieback (VSD) yang disebabkan oleh sejenis jamur. Serangan yang berat dari jamur tersebut dapat menyebabkan kematian tanaman.(*)