Pilkada adalah Pemilihan Kepala Daerah yang merupakan wujud dari demokrasi dan dilaksanakan sebagai pesta oleh rakyat karena dalam momen ini rakyat diberikan haknya untuk memilih pemimpinnya dalam jangka waktu tertentu dan dalam prosesnya para calon pelayan ini akan memperebutkan suara rakyat agar mereka bisa mendapat amanat dari rakyat untuk menjadi pelayan yang baik bagi tuannya yaitu rakyat.
Untuk mendapatkan simpati dan suara rakyat maka calon- calon ini akan berlomba- lomba memberikan janji kepada rakyat dan akan ditepati ketika terpilih, dari sekian banyak janji yang biasa menjadi jargon mereka adalah PERUBAHAN/KEMAJUAN/PERCEPATAN/PEMBARUAN/KEADILAN/TOLERANSI serta janji - janji lain yang jika dijabarkan di sini mungkin akan sangat panjang tetapi pada dasarnya mereka akan mendatangkan kebaikan dan kebenaran bagi para pemilihnya.
Di luar janji - janji tersebut maka mereka juga menyewa para personal branding consultant untuk menata senyum, gestur, serta gaya bicara agar sesuai dengan target pemilihnya, maka tidak heran jika tiba - tiba mereka menjadi amat santun, mengayomi, serta penuh senyum ketika berhadapan dengan para calon pemilihnya tetapi apakah itu adalah yang diminta oleh rakyat? Tentu senyum, gesture, cara bicara dan kesantunan serta pengayoman harus berubah ketika saatnya terpilih dan rakyat mulai menagih janji - janji yang diucapkan pada saat awal mereka menarik simpati dan suara rakyat.
Permasalahannya adalah bagi rakyat yang sudah memilih mereka menjadi pelayan apakah rakyat dapat langsung menagih serta ikut mengawasi jalannya pemerintahan?.
Untuk hal tersebut, maka beberapa komponen masyarakat mungkin berinisiatif membentuk forum - forum serta organisasi masyarakat yang bertujuan ikut andil dalam pengawasan jalannya pemerintahan dan hal ini dijamin oleh UUD 1945 karena hak berserikat dan berkumpul adalah termasuk hak rakyat.
Jika memang untuk mengawasi jalannya pemerintahan dari calon yang telah terpilih ini rakyat harus membuat organisasi atau forum maka akan sangat rumit ketika secara individu rakyat ingin mengadukan permasalahan terhadap para pelayannya yang telah mereka berikan amanah untuk melayani mereka, belum lagi apabila calon terpilih ini telah disandera oleh kepentingan maka suara rakyat yang telah memilih akan menjadi sebatas komoditas dari kekuasaan.
Lalu apa yang harus rakyat lakukan untuk menagih? Pertanyaan ini membutuhkan suatu analisa mendalam karena apabila rakyat tidak bisa menagih ataupun menjadi bagian dari suatu daerah maka akan tercipta kondisi masyarakat yang apatis terhadap perkembangan daerahnya dan ketika masyarakat sudah menjadi apatis maka hal tersebut menjadi kesempatan emas bagi para pengambil kesempatan untuk menjalankan rencananya yaitu memperkaya kelompoknya sendiri serta menjadikan calon terpilih tersebut menjadi sandera mereka.
Indikator dari satu daerah yang telah dikuasai kepentingan adalah daerah tersebut tidak banyak mengalami perubahan dalam pembangunan baik dalam infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya, kemasyakarakatan serta timbul bonus intoleransi dalam kehidupan bermasyarakat, karena itu maka sudah saatnya rakyat mempunyai hak atas daerahnya dan harus mempunyai rasa kepemilikan atas daerahnya karena ketika masyarakat sudah memiliki hak dan rasa kepemilikan maka para pelayan yang terpilih akan menjadi segan dan bersungguh- sungguh dalam menjalankan amanah yang telah diterima.
Saya sebagai pengamat politik mengusulkan agar warga mempunyai saluran untuk menyampaikan keluhan, saran, dan kritik terhadap para pelayan ini dan para pelayan ini harus membuatkan sarana tersebut agar terjadi komunikasi dua arah antar rakyat dan mereka, hal ini bertujuan agar kedua komponen ini menjadi satu kesatuan baik yang menginginkan adanya perubahan atas daerahnya dan ketika ini terjadi maka PILKADA yang merupakan pestanya rakyat benar- benar menjadi ajang yang ditunggu - tunggu oleh rakyat karena mereka yakin bahwa pesta ini benar membawa perubahan sesudahnya.
Dibawah ini saya sampaikan satu kutipan untuk para calon pelayan rakyat : "Bagi semua penipu besar, pasti ada kejadian penting yang menyebabkan mereka memperoleh kekuasaan mereka. Dalam tindakan penipuan nyata, mereka diselimuti oleh kepercayaan terhadap diri mereka sendiri, kepercayaan diri inilah yang kemudian mempengaruhi orang – orang di sekeliling mereka dengan amat gaib dan kuat" - Friedrich Nietzsche, 1844- 1900.
Silakan dibaca dan direnungkan, akhir kata Selamat Berpesta dan ingat janji adalah Utang.... (*).
-----------------
*) Penulis adalah Dosen, Pengamat Politik, Penulis, Praktisi Internet Marketing, Ketua Forum Komunikasi Peduli Depok, Direktur Indonesia Institution Watch, Kepala Bidang Hubungan Antar Alumni Prasetiya Mulya kawasan Bali dan Indonesia Timur. Penulis tinggal di Renon - Denpasar.
Menagih Janji Pemenang Pilkada
Jumat, 21 April 2017 11:20 WIB
Indikator dari satu daerah yang telah dikuasai kepentingan adalah daerah tersebut tidak banyak mengalami perubahan dalam pembangunan baik dalam infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya, kemasyakarakatan serta timbul bonus intoleransi dalam kehidupan be