Jakarta (Antara Bali) - Penyanyi dan penulis lagu Tompi berharap
pendidikan musik di Indonesia lebih didominasi dengan kegiatan yang
mengasah kreativitas.
"Kalau kita ngomong dunia kreatif
sebenarnya lebih bagaimana mencipta lagu, musik. Bukan hanya menghafal
siapa yang menulis musik itu akademik jadinya, menjadi materi hafalan,"
kata Tompi kepada ANTARA News ditemui usai diskusi Hari Musik Nasional
di Jakarta, Kamis.
"Lebih banyak lagi yang kreativitas," sambung dia.
Musisi
sekaligus dokter bedah plastik asal Aceh tersebut juga melihat saat ini
Indonesia belum punya banyak lembaga pendidikan musik.
"Mungkin
di Jakarta ada beberapa Universitas yang memang sudah punya background
tenaga pengajar yang memang sekolahnya musik jadi sudah standar
internasional. Itu pun masih perlu perbaikan terus ke arah yang lebih
baik," ujar Tompi.
Meski banyak yang perlu diperbaiki, dia
mengapresiasi langkah positif dari pemerintah yang telah membentuk badan
akreditasi yang mengurusi kurikulum pendidikan musik di mana musisi
dan akademisi yang juga asal Aceh professor Tjut Nyak Deviana Daudsjah
terlibat di dalamnya.
Selain dalam bidang pendidikan, Tompi
berharap pemerintah dapat serius menangani musik Indonesia diantaranya
dengan memiliki orkestra dan gedung pertunjukan berstandar
internasional.
"Kalau Indonesia mau serius mengurus musik, harus
punya gedung pertunjukan yang layak, besar, yang punya negara, semua
orang bisa perform di situ tinggal daftar," ujar dia.
"Yang kedua, punya orkestra nasional, musisi-musisi yang dibayar khusus buat ini," tambah dia. (WDY)
Kritik Tompi Terhadap Pendidikan Musik Indonesia
Jumat, 10 Maret 2017 7:17 WIB