Singaraja (Antara Bali) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, Prof Ketut Widnya PhD mengatakan diperlukan guru-guru agama Hindu yang tidak hanya profesional tetapi juga multi talenta.
"Kita perlu guru-guru agama Hindu yang tidak hanya menguasai agama secara akademik, tapi juga memahami kebudayaan dalam arti yang luas," kata Ketut Widnya melalui surat elektronik, di Singaraja, Minggu.
Ia mengatakan, pendidikan pasraman adalah `bording school` dan menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum umum dan kurikulum agama. Untuk membentuk karakter, sikap keagamaan dan sikap sosial dalam kedua kurikulum tersebut, maka diperlukan guru yang multi talenta.
"Guru agama sebenarnya berperan sangat sentral di dalam dunia pendidikan karena tujuan pendidikan nasional sebagaian besar dicapai melalui pendidikan agama, seperti pembentukan karakter dan pembentukan akhlak mulia. Karena itu, tanggung jawab guru agama sangat besar, kata Widnya sambil menambahkan, tentu tanpa mengecilkan peran dari guru-guru umum.
Dirjen Bimas Hindu mengadakan serangkaian workshop peningkatan kualitas guru-guru pasraman di seluruh Indonesia melalui pembimas Hindu di Kanwil Kementerian Agama di tiap propinsi. Disamping itu, peningkatan kualitas guru melalui pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di tiap Perguruan Tinggi Agama Hindu di seluruh Indonesia, harus sejalan dengan usaha membentuk guru yang multi talenta.
Kegiatan workshop ini merupakan turunan dari program peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan di tingkat kementerian. Di tingkat Dirjen ditindak lanjuti dengan tiga program utama, yaitu peningkatan mutu dan akses pendidikan agama dan keagamaan, peningkatan kualitas guru agama Hindu, dan peningkatan kualitas peserta didik.
Selanjutnya, pada tingkat teknis kegiatan dijabarkan dengan berbagai kegiatan baik ditingkat pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.l
Selanjutnya Ketut Widnya mengajak 40 guru pasraman yang mengikuti workshop agar serius memanfaatkan kesempatan itu. (WDY)