Denpasar (Antara Bali) - Komunitas seni yang tergabung dalam Banyuwangi Etnho Carnival, Jawa Timur, turut memeriahkan rangkaian pembukaan ajang seni tahunan "Bali Mandara Nawanatya II" di Taman Budaya Denpasar, Sabtu petang.
"Dengan karnaval yang kami namakan `Bali Art Carnaval` ini, kami ingin memberikan sentuhan yang berbeda dalam ajang Bali Mandara Nawanatya. Harapan kami, pawai semacam ini akan menjadi tradisi," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha di sela-sela karnaval tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan Banyuwangi Etnho Carnival di daerah asalnya di bagian paling timur Pulau Jawa itu, dalam Pembukaan BMN ini para seniman juga mengangkat tema-tema budaya yang ada di daerah tersebut.
Diantaranya para seniman menggunakan kostum dengan mengangkat adat pernikahan di Banyuwangi yang dikenal dengan nama Pengantin Sembur Kemuning, ada juga kostum Sidopekso yang berasal dari legenda asal usul Banyuwangi, dan Barong Osing (salah satu kesenian di Desa Kemiren, Banyuwangi, yang biasanya ditampilkan untuk mengiringi pengantin keliling kampung).
Selain duta dari Banyuwangi, Bali sebagai tuan rumah juga menampilkan berbagai kostum yang dibawakan komunitas seni dari Yayasan Penggak Men Mersi, Kisrama Production bekerja sama dengan SMKN 1 Singaraja, dan Komunitas Seni Pancer Langit.
Dari Yayasan Penggak Men Mersi membawakan kostum berkonsep flora fauna diantaranya ada busana yang menggambarkan Ratu Lebah, ada yang menggambarkan keindahan kupu-kupu, burung, bunga jempiring, bunga mawar dan sebagainya. Sementara Komunitas Pancer Langit dengan konsep tokoh pewayangan dan dewa-dewi, seperti Rama Sita, Rahwana, Dewa Wisnu, Dewi Saraswati dan sebagainya.
"Keinginan kami agar BMN yang tahun ini digelar untuk kedua kalinya mempunyai keunikan tersendiri, seperti halnya Pesta Kesenian Bali yang diawali dengan pawai. Sedangkan BMN sebagai ajang kreativitas seni dan kontemporer bagi generasi muda diawali dengan karnaval busana, sehingga masyarakat mudah untuk mengetahuinya," ujar Dewa Beratha.
Dia menambahkan, yang membedakan dalam BMN tahun ini, Taman Budaya dari hari Rabu hingga Minggu tidak akan pernah sepi dari kegiatan dan pementasan seni. Berbeda halnya dengan tahun sebelumnya kegiatan difokuskan hanya pada akhir pekan yakni Jumat, Sabtu dan Minggu.
Dewa Beratha mengemukakan, untuk BMN tahun ini, setiap Rabu diisi dengan workshop seni dan berbagai lomba, hari Kamis diisi pentas seni untuk anak TK dan PAUD, sedangkan Jumat untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, sementara Sabtu dan Minggu barulah dengan pagelaran seni yang temanya berbeda-beda setiap bulan.
Usai karnaval tersebut, ajang BMN dibuka secara resmi di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya oleh Gubernur Bali. Dalam pembukaan juga dimeriahkan Pagelaran Opera Komedi "Sandikalaning Ang Ah".
Pagelaran komedi ini merupakan kolaborasi seni antara Teater Kini Berseri, Komunitas Djamur, Sanggar Seni Saba Sari, Palawara Music Company, dan BTS Production. (WDY)
Banyuwangi Etnho Carnival Meriahkan Pembukaan "Bali Nawanatya"
Minggu, 26 Februari 2017 10:51 WIB