Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mendorong masyarakat agar aktif menyelesaikan persoalan sampah di tingkat rumah tangga, untuk mengurangi volume sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir.
"Berdasarkan hasil penelitian, setiap orang menghasilkan sampah 2 hingga 2,5 kilogram per hari. Masalahnya sudahkah kita masing-masing melakukan pemilahan dan komposting, sehingga residu yang ke TPA hanya sekitar 13 persen," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana di Denpasar, Kamis.
Namun, ucap dia, dalam urusan persampahan ini seringkali semua hanya mau melempar kesalahan padahal menyelesaikan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga sangat penting.
Suarjana menambahkan rata-rata jumlah sampah yang masuk ke TPA Suwung, Denpasar, setiap harinya 1.200 ton.
Belum lagi ditambah jumlah sampah di TPA Suwung yang sudah mencapai 18 juta ton.
"Oleh karena itu, sesungguhnya persoalan sampah adalah permasalahan besar bagi kita, sehingga seharusnya semua harus lebih peduli," ujarnya saat berbicara pada FGD bertajuk "Bau Tak Sedap Limbah Ancam Pariwisata Bali" itu.
Suarjana mengemukakan beberapa upaya yang sudah dilakukan terkait penanganan sampah melalui upaya edukasi dengan mendorong sekolah peduli lingkungan, yang berstatus Adiwiyata Mandiri saja sudah ada 25 sekolah.
Demikian juga telah dibentuk sejumlah Desa Sadar Lingkungan untuk mendorong masyarakat agar dapat memanfaatkan kembali sampah.
"Mudah-mudahan dengan lembaga kami yang sudah berbentuk dinas dapat lebih `menggigit` dan menghasilkan solusi yang terbaik. Kami juga mengharapkan pemerintah kabupaten/kota bisa bersama-sama menyelesaikan persoalan sampah ini," katanya.
Direktur Eksekutif PHRI Bali Purwa Sidemen mengatakan pihaknya ketika berhadapan dengan persoalan limbah dan sampah juga dihadapkan pada keterbatasan ketika berada di luar wilayah hotel.
"Oleh karena itu, memerlukan kerja sama dari berbagai pihak seperti pemerintah karena hal itu akan membawa dampak tidak baik tidak saja bagi wisatawan, termasuk juga masyarakat," ucapnya.
Dia menambahkan parameter terkait pengelolaan limbah juga menjadi butir penting saat pihaknya melakukan pemeriksaan untuk sertifikasi hotel.
"Setiap saat sosialisasi dan pembinaan kepada pihak hotel, kami juga selalu menyampaikan itu. Memang diperlukan solusi bersama agar kepariwisataan tidak sampai terancam gara-gara persoalan sampah," ujar Purwa Sidemen. (WDY)