Semarang (Antara Bali) - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)
Sri Adiningsih mengakui sekarang ini tidak banyak anak muda mencintai
pertanian seiring dengan gaya hidup perkotaan.
"Di Indonesia, tidak banyak anak muda yang mencintai pertanian,"
kata Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu, saat
mengunjungi Desa Wisata Kandri, Gunungpati, Semarang, Rabu.
Dalam kunjungannya di Desa Kandri, Sri melihat aktivitas masyarakat
yang dikembangkan untuk wisata, seperti belajar bertani, beternak, dan
berbagai aktivitas ekonomi yang mendukung desa wisata.
Ia pun tidak menduga di Kota Semarang yang notabene merupakan
kawasan metropolitan ternyata masih menyimpan wilayah pertanian yang
potensial dikembangkan untuk sektor wisata dan ekonomi.
"Di luar dugaan ada seperti ini karena membayangkan kota. Semarang
yang metropolitan ternyata ada suatu kawasan ekonomi masyarakat dan desa
wisata, seperti Desa Wisata Kandri," katanya.
Bahkan, kata dia, aktivitas wisata di Desa Kandri pun bisa
dikembangkan secara lebih luas, seperti sarana pembelajaran bagi pelajar
dan anak-anak muda mengenai sektor petanian.
"Bukan hanya berwisata, tetapi ada unsur pembelajarannya, terutama
bagi anak-anak. Orang-orang yang datang juga bisa belajar menanam padi,
bertani, beternak, perikanan, dan sebagainya," katanya.
Konsep desa wisata yang menawarkan pembelajaran pertanian itu,
lanjut dia, jika dikembangkan secara luas di berbagai daerah bisa
menarik anak-anak muda untuk kembali mencintai pertanian.
Ia mengatakan Desa Wisata Kandri bisa menjadi ditiru bagi
daerah-daerah lain yang memiliki potensi serupa untuk menjadikan desanya
sebagai referensi wisata dengan menjual aktivitas desa.
"Ya, kegiatan pembelajaran pertanian, seperti bertani, berkebun,
beternak, sistem hidroponik, dan sebagainya ini bagi masyarakat kota
akan sangat menarik. Bisa jadi referensi wisata," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu
mengharapkan Desa Wisata Kandri mendapatkan perhatian khusus dari
berbagai pihak untuk pengembangan yang lebih optimal.
"Karena kalau memang mau terintegrasi semua di Kandri (Desa Wisata
Kandri, red.) memerlukan biaya yang besar," kata Ita, sapaan akrab
Hevearita.
Ita berharap kunjungan Wantimpres itu bisa mendorong pemerintah
pusat untuk membantu pengembangan Desa Wisata Kandri secara
terintegrasi, demikian pula dari pemerintah provinsi.(WDY)
Tidak Banyak Anak Muda Cinta Pertanian
Kamis, 2 Februari 2017 9:13 WIB