Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menempuh sejumlah kebijakan melalui program Bali Mandara untuk turut mengatasi relatif cukup tingginya pengangguran intelektual di daerah itu.
"Kebijakan yang sudah dilaksanakan antara lain merekrut lulusan sarjana untuk mendukung pelaksanaan program unggulan Bali Mandara yaitu Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) hingga penguatan adat dan budaya," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, selain bertujuan membangkitkan kembali sektor pertanian, program Simantri juga dimaksudkan untuk mengurangi jumlah pengangguran intelektual, khususnya yang berlatar belakang sarjana lingkup pertanian.
Tanpa bermaksud mengecilkan keberadaan lulusan lingkup pertanian, faktanya mereka tak mudah mendapatkan pekerjaan di jalur formal.
Menyitir pernyataan Gubernur Bali, "mindset" atau pola pikir sarjana pertanian yang tidak mau menekuni bidang agraris juga menjadi faktor pemicu bertambahnya pengangguran intelektual.
"Namun sebagai pengambil dan penentu kebijakan, Bapak Gubernur tak mau lepas tangan menyikapi fenomena ini. Terlebih, keberadaan para sarjana lulusan lingkup pertanian bertalian erat dengan upaya pemerintah membangkitkan kembali sektor ini," ujarnya.
Menyesuaikan dengan kondisi anggaran, Pemprov Bali merekrut 200 sarjana pertanian untuk ditempatkan pada unit Simantri yang tersebar di seluruh Bali. Mereka ditugaskan melakukan pendampingan bagi Gapoktan (gabungan kelompok tani) yang mendapat bantuan program Simantri.
Pendampingan yang mereka lakukan diharapkan dapat mengarahkan anggota Gapoktan agar lebih kreatif dan memotivasi guna mendapatkan manfaat yang optimal dari program ini. Lebih dari itu, sentuhan teknologi pertanian dalam program Simantri juga diharapkan mampu menggugah minat generasi muda, khususnya sarjana pertanian untuk menekuni bidang ini.
"Dengan penerapan teknologi, secara ekonomis program ini memberi manfaat lebih bagi pengelolanya. Sebagaimana ditekankan Gubernur Pastika dalam setiap kesempatan turun ke lapangan, Simantri bukan semata kegiatan memelihara sapi. Simantri merupakan program terintegrasi dengan prinsip zero waste," ucap Dewa Mahendra.
Dalam artian, hasil sampingan seperti kotoran dan kencing sapi bisa disulap menjadi rupiah. Kotoran diolah menjadi biogas dan kompos, sedangkan air kencing diolah menjadi biourine.
"Selain merekrut sarjana lulusan lingkup pertanian sebagai pendamping Simantri, Pemprov juga merekrut Sarjana Bahasa Bali yang ditugaskan sebagai penyuluh bahasa Bali. Ditempatkan di tiap desa pakraman (desa adat), keberadaan mereka menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian adat dan budaya, khususnya bahasa Bali," ujarnya.
Dewa Mahendra menambahkan, sejalan dengan kebijakan yang tertuang dalam program Bali Mandara, Gubernur Pastika juga kerap menghadiri undangan untuk memberi kuliah umum bagi mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi.
"Berbicara di hadapan para mahasiswa, Pastika senantiasa mengingatkan agar selain mengisi diri dengan teori dan ilmu pengetahuan, mereka membekali diri dengan keterampilan sehingga mampu memenangkan persaingan yang makin ketat," katanya.
Di sisi lain, Pemprov Bali melalui Dinas Tenaga Kerja juga telah melaksanakan berbagai program yang bertujuan menekan angka pengangguran intelektual. Salah satu program yang bertujuan mengatasi angka pengangguran intelektual adalah Pemberdayaan TKS (Tenaga Kerja Sarjana).
Program pusat yang dilaksanakan sejak 2012 ini merekrut lulusan sarjana dan ditugaskan melakukan pendampingan bagi kelompok usaha. Melalui program ini, mereka memperoleh kesempatan melakukan pendampingan selama delapan bulan.
"Dalam proses pendampingan itu, mereka diharapkan mendapat pengalaman dan belajar mengenai kewirausahaan untuk selanjutnya mampu membuka usaha sendiri. Menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran, jumlah yang direkrut hingga tahun 2016 telah mencapai 150 orang," katanya.
Sejalan dengan itu, Pemprov Bali pun melaksanakan sejumlah terobosan antara lain menggelar job fair dan bursa kerja online. Program ini bertujuan menjembatani para pencari kerja dengan perusahan penyedia lowongan kerja.
Pada bagian lain, Pemprov Bali juga meluncurkan kredit bunga ringan bagi mereka yang tertarik bekerja di kapal pesiar namun masih terkendala pembiayaan.
Masih terkait dengan bidang kapal pesiar, 2017 ini Disnaker juga menggelar program/kegiatan pelatihan pengangguran berbasis pengguna kapal pesiar. Dibiayai dengan dana APBD, Pemprov Bali memberi kesempatan bagi lulusan SMP, SMA/SMK sederajat untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan pemagangan.
"Disnaker juga berencana menggelar Focus Group Discussion (FGD) melibatkan para rektor perguruan tinggi se-Bali dan menjajaki kerja sama dengan inkubator bisnis Universitas Udayana. Berbagai upaya tersebut diharapkan mampu menekan angka pengangguran intelektual agar jumlahnya tak makin bertambah," ujar Dewa Mahendra.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat hingga Agustus 2016, sebanyak 46.484 orang atau 1,89 persen angkatan kerja di Bali masih menganggur.
Terjadi tren peningkatan jumlah pengangguran pada kelompok lulusan sarjana yaitu dari 1,81 persen pada periode Februari 2016 menjadi 4,35 persen pada periode Agustus 2016. Hal yang sama terjadi pada kelompok lulusan diploma yaitu dari 2,06 persen menjadi 4,44 persen. (WDY)
Bali Tempuh Sejumlah Upaya Atasi Pengangguran Intelektual
Kamis, 19 Januari 2017 16:50 WIB