Denpasar (Antaranews Bali) - Alumni SMAN Bali Mandara (Smanbara) I Putu Ade Rian Wartelika dinyatakan lulus ujian masuk program Sarjana (S1) Universitas Shizuoka, Jepang, dalam Asia Bridge Program dengan menerima beasiswa dari PT Univance.
"Saya mengucapkan selamat kepada Wartelika karena telah berhasil diterima di Universitas Shizuoka, dan selamat juga kepada pihak keluarga dan keluarga besar SMAN Bali Mandara," kata Konsul Jenderal Jepang di Denpasar, Hirohisa Chiba saat menyampaikan sambutan pada acara syukuran dan pelepasan Wartelika ke Jepang, di Kediaman Dinas Konjen Jepang, di Denpasar, Selasa malam.
Menurut Hirohisa, program beasiswa yang diterima pemuda dari Seririt, Kabupaten Buleleng itu sangat unik karena mengkolaborasikan pendidikan dengan dunia industri. "Selama menempuh pendidikan, Univance tidak saja menjamin biaya pendidikan Wartelika, sekaligus menjadi biaya kehidupannya di Jepang," ucapnya.
Setelah menyelesaikan studi di kampus ternama di Negeri Sakura tersebut, Wartelika nantinya akan langsung diterima bekerja di perusahaan otomotif Univance Corporation Japan.
Hirohisa juga mengaku sangat kagum dengan Wartelika, karena jebolan alumni SMA Bali Mandara (sekolah milik Pemprov Bali yang khusus untuk siswa berprestasi dari keluarga miskin) itu juga telah mahir berbahasa Jepang. "Saya dengar, Wartelika sangat rajin belajar dari pagi sampai malam, hebat sekali," ujarnya.
Sementara itu, Executive Vice President Univance Corporation Japan Kensuke Tani mengaku sangat terharu atas kerja keras Wartelika sehingga berhasil lolos meraih program beasiswa tersebut.
Kensuke menambahkan, program beasiswa yang diberikan merupakan salah satu kegiatan CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) agar dapat berkontribusi pada negara-negara di Asia, khususnya Indonesia dan menyiapkan SDM perusahaan yang berkualitas.
"Kami berharap, melalui program beasiswa ini perusahaan kami dapat berkembang secara terus-menerus. Dalam era globalisasi, pesaing usaha kami adalah perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, sehingga jika hanya bekerja dengan pola pikir satu negara saja tidak akan sukses di dunia usaha," ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya memerlukan SDM yang memahami budaya dan kebiasaan berbagai negara dan menjadi jembatan budaya. "Setelah tamat kuliah, saya sangat senang jika Wartelika bekerja sebagai bagian dari Univance Group dan berprestasi sebagai SDM yang menjembatani Jepang dengan negara lain secara global, serta mengembangkan perusahaan kami agar bisa berkontribusi pada Jepang dan Indonesia," ujar Kensuke.
I Putu Ade Rian Wartelika sendiri dalam kesempatan itu mengaku sangat senang akhirnya lolos seleksi masuk Universitas Shizuoka di tengah persaingan yang sangat ketat dengan pelamar lainnya.
"Kuliah di Jepang merupakan mimpi saya dari awal SMA. Jadi, bisa diterima di Universitas Shizuoka itu mimpi saya benar-benar menjadi nyata," ujar putra sulung pasangan Made Padayasa dan Ni Ketut Riang Butsiani itu.
Wartelika merupakan siswa SMAN Bali Mandara yang lulus pada 2016. Sebelumnya dia juga sudah diterima di universitas ternama di Amerika Serikat, di Universitas Undiksha, dan Universitas Udayana.
Namun, beasiswa pendidikan di perguruan tinggi di Amerika tidak jadi diambil karena tidak menanggung biaya kehidupan selama studi. Wartelika sebelumnya juga sudah sempat kuliah satu semester di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Buleleng dengan mengambil jurusan Fisika.
Tetapi, setelah akhirnya mendapatkan pengumuman diterima di Universitas Shizuoka pada jurusan teknik mesin, Wartelika kemudian tidak melanjutkan studi di Undiksha dan mengikuti kursus bahasa Jepang. "Info yang saya terima, nanti berangkatnya sekitar akhir Oktober," kata pemuda yang orang tuanya berprofesi sebagai satpam dan pedagang itu.
Sementara itu, Kepala SMAN Bali Mandara I Nyoman Darta berharap dengan adanya program beasiswa tersebut dapat mendukung lahirnya SDM Bali yang andal.
"Kami berharap ke depan agar kuota beasiswa yang diberikan untuk Bali bisa meningkat. Saya juga berpesan Wartelika selama menempuh pendidikan agar benar-benar menjaga etika dan budaya Bali, serta ambil nilai-nilai positif dari budaya masyarakat Jepang yang memiliki disiplin tinggi dan teknologinya yang berkembang sangat pesat," ucap Darta. (ed)