New York (Antara Bali) - Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada
Rabu (Kamis pagi WIB), karena dolar AS melemah setelah Presiden AS
terpilih Donald Trump gagal merinci rencana stimulus ekonomi pada
konferensi pers pertamanya.
Dolar jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu,
dengan indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang
utama, turun 0,49 persen menjadi 101,510 pada akhir perdagangan.
Harga minyak mendapat dukungan, karena melemahnya dolar AS membuat
minyak yang dihargakan dalam dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang
lainnya.
Sementara itu, berita bahwa Arab Saudi akan mengurangi pasokan
minyak mentah ke Asia pada Februari juga mendorong harga minyak di pasar
lebih tinggi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman Februari, meningkat 1,43 dolar AS menjadi menetap
di 52,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk
pengiriman Maret, bertambah 1,46 dolar AS menjadi ditutup pada 55,10
dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian laporan
Xinhua. (WDY)
Pelemahan Dolar AS Dorong Harga Minyak Dunia Naik
Kamis, 12 Januari 2017 8:37 WIB