Jakarta (Antara Bali) - Kebutuhan semen di Tanah Air diprediksi akan
meningkat hingga 84,96 juta ton pada 2017 karena adanya pembangunan
infrastruktur yang sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah.
"80 persen konsumsi semen adalah oleh masyarakat," kata Dirjen
Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit
Dwiwahjono lewat keterangan pers diterima di Jakarta, Senin.
Menurut dia, selain proyek pemerintah, maraknya pembangunan
perumahan dan properti juga menjadi faktor meningkatnya permintaan
semen.
Sigit menyampaikan hal itu pada acara Semen Indonesia Award on Innovation 2015-2016 di Gresik, Jawa Timur, Senin
Sigit menjelaskan untuk mengukur suatu negara apakah terbangun atau
tidak dapat dilihat dari pertumbuhan industri semen pada negara
tersebut.
"Kalau industri semen di negara tumbuh, maka pembangunan di dalam negeri juga pasti tumbuh, begitu gampangnya," tuturnya.
Sigit menambahkan salah satu indikator peningkatan nilai investasi
industri semen tahun ini ditandai dengan beroperasinya pabrik semen baru
milik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah.
Keberadaan pabrik semen tersebut diharapkan dapat mengangkat ekonomi daerah setempat.
Sementara itu, Direktur Utama PT Semen Indonesia Rizkan Chandra
mengatakan kekuatan Holding Semen Indonesia Group saat ini adalah dari
sisi kapasitas produksi.
"Di tengah kondisi perekonomian yang sulit dan persaingan yang
semakin ketat, Semen Indonesia masih bisa menciptakan rekor baru di
bidang produksi," ujarnya.
Tahun 2016, Rizkan menyebutkan, Pabrik Tuban mampu memproduksi
sebanyak 1.381.907 ton atau naik dua persen melampaui jumlah produksi
tahun 2015 sebesar 1.355.795 ton.
"Kami berharap di tahun-tahun mendatang, pabrik-pabrik SMIG dapat ikut menorehkan prestasi produksinya," katanya berharap.
Menurut Rizkan, peningkatan produksi ini didukung adanya pabrik yang
terintegrasi sehingga mampu menciptakan peluang biaya distribusi yang
lebih terjangkau dan jaminan ketersediaan produk di pasar.
"Selain itu, juga didukung distribusi terintegrasi yang luas dengan
11 pelabuhan, 25 packing plant, dan ratusan distributor se Asia
Tenggara," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Rizkan mengajak semua karyawan Semen
Indonesia grup agar merubah pola pemasaran dan penjualan dalam
menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat saat ini.
"Saat ini kita harus merubah pola customer oriented company. Kita
harus menjadi perusahaan yang berorientasi melayani. Bukan dilayani,"
tegasnya. (WDY)
Kebutuhan Semen Diprediksi Melonjak Tahun 2017
Selasa, 10 Januari 2017 9:30 WIB