Nusa Dua (Antara Bali) - Pejabat pada Asosiasi Semen Indonesia mengatakan, pertumbuhan jumlah konsumsi semen di Bali lebih tinggi dari angka nasional.
"Tingkat pertumbuhan konsumsi tersebut di Pulau Dewata tercatat sebesar 11 persen, sedangkan secara nasional hanya sekitar enam persen," kata Urip Timuryono dari Asosiasi Semen Indonesia, usai pembukaan "Cemtech Asia Conference" di Nusa Dua, Bali, Senin.
Dia mengatakan, cukup tingginya pertumbuhan konsumsi semen di daerah tujuan internasional itu terjadi karena meningkatnya pembangunan fisik di daerah tersebut.
Pembangunan fisik di Bali tergolong cukup banyak, antara lain berupa perumahan dan akomodasi pariwisata, seperti hotel dan restoran.
"Secara nasional konsumsi semen di Indonesia baru menyerap 80 persen atau 40 juta ton dari kapasitas produksi setiap tahun sebesar 50 juta," ujarnya.
Produksi semen sebanyak itu berasal dari sembilan produsen di Tanah Air, yang lima di antaranya BUMN, tiga dari luar negeri dan satu milik perusahaan swasta di Indonesia.
Urip menjelaskan, dari 40 juta ton konsumsi setiap tahun itu, sekitar 21,9 juta ton diserap oleh penduduk di wilayah Pulau Jawa.
Urutan selanjutnya adalah Pulau Sumatera yang mengkonsumsi semen setiap tahun sebanyak 9,7 juta ton.
"Sedangkan untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara hanya enam persen dari jumlah konsumsi secara nasional tersebut," katanya.
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, konsumsi semen secara per kapita penduduk di Tanah Air masih cukup rendah hanya 150 kilogram setiap tahunnya.
"Jumlah tersebut sangat jauh dibandingkan dengan China, yang per kapita penduduk negeri itu menggunakan semen sebesar satu ton setiap tahunnya," katanya.(*)