Kupang (Antara Bali) - Gempa dengan kekuatan 6,6 SR yang menguncang Sumba Barat Daya (SBD) dilaporkan dirasakan hingga ke provinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali.
"Kami sudah mendapatkan informasi dari Posko BNPB bahwa gempa dirasakan sedang hingga kuat di Kota Bima, Sumbawa, Sumbawa Barat, Praya, Lombok, Kota Mataram hingga Bali," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis diterima Antara di Kupang, Jumat.
Sebelumnya gempa berkekuatan 6,6 skala Richter (SR) dilaporkan mengguncang Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, pada pukul 05.30.19 WIB.
Namun, gempa tersebut, seperti dilaporkan Badan Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada laman situsnya, tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Pusat gempa berada di 59 km barat laut Sumba Barat Daya-NTT, tepatnya di 9,37 derajat lintang selatan (LS) LS dan 118,63 derajat bujur timur (BT) dengan kedalaman 91 km di bawah laut.
Sumber gempa sendiri diketahui berasal dari subduksi pertemuan lempang Hindia Australia dan Eurasia.
"Ada beberapa intensitas dan lama gempa yang terjadi di beberapa daerah," tambahnya.
Intensitas dan lama gempa itu dirasakan antara lain, gempa dirasakan cukup kuat di Sumba Barat Daya selama kurang lebih 5 detik, masyarakat sempat panik, belum ada laporan dampak dari gempa tersebut.
Gempa juga dirasakan cukup kuat di Sumbawa Barat selama kurang lebih 3 detik, dirasakan sedang di Kota Mataram selama kurang lebih 5 detik.
Kemudian gempa juga dirasakan di Kabupaten Dompu selama 5 detik, masyarakat panik, sedangkan di sebagian besar wilayah Bali selama sekitar 5 detik, masyarakat ke luar rumah.
"Untuk di Bima, aparat dan masyarakat yang sedang melakukan penanganan darurat pasca banjir di Kota Bima juga merasakan guncangan cukup keras dan berhamburan ke luar bangunan dan rumah, sejumlah pasien juga keluarkan dari bangunan," tambahnya.
Sutopo mengatakan, berdasarkan analisis BMKG dari peta gempa dirasakan di Kuta Bali II SIG-BMKG (3 MMI), Gianyar II SIG-BMKG (3 MMI), Mataram II SIG-BMKG (3 MMI). Artinya intensitasnya ringan hingga sedang.
Dengan kondisi seperti ini bangunan masih kuat menahan gempa. Jikapun ada kerusakan tidak rusak berat.
"Umumnya bangunan akan roboh dan rusak berat jika merasakan gempa dengan intensitas gempa dirasakan V-VII MMI," tambah Sutopo.
Terkait adanya korban jiwa atau tidak dalam gempa tersebut Sutopo mengatakn hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan. BPBD masih terus melakukan pemantauan.
Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Respon terbaik saat merasakan gempa adalah keluar rumah atau bangunan secepatnya dan berkumpul di tempat yang aman.
" Info mutakhir akan disampaikan segera jika ada laporan dari lapangan," demikian Sutopo. (WDY)