Badung (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menggugah kepedulian masyarakat untuk terus membantu sesama karena upaya pengentasan kemiskinan tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah.
"Saya yakin jika masyarakat dan pemerintah bekerja bersama-sama, maka tidak akan ada lagi warga miskin di Bali," kata Sudikerta di sela-sela menyerahkan bedah rumah bantuan dari PT Bank BPD Bali di Desa Punggul, Kabupaten Badung, Kamis.
Dia menambahkan bantuan yang disalurkan tidak harus berupa uang, bisa berupa tenaga, pemikiran, maupun barang, setidaknya bisa meringankan beban yang mereka tanggung.
Sudikerta berharap bantuan tersebut bisa membuat penerima bedah rumah hidup lebih nyaman dengan menempati rumah yang lebih pantas dan permanen, sesuai dengan standar hunian paling sederhana yakni memiliki tempat mandi cuci kakus (MCK) maupun dapur yang terpisah dengan kamar tidur.
Tak hanya itu, dengan mendapatkan bantuan bedah rumah, para penerima akan bisa meningkatkan taraf hidupnya dengan fokus mencari penghasilan untuk menghidupi keluarganya, yang tidak lagi harus memikirkan biaya untuk membangun.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Nyoman Wenten mengatakan selama ini program bedah hampir seluruh RTS yamg masuk dalam pendataan Pemprov Bali yang jumlahnya sekitar 20 ribu RTS sudah tertangani.
Selain dari pemerintah juga sudah ditambah dengan bantuan CSR yang jumlahnya mencapai 2.000 unit. Namun sedikit berbeda dengan data hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan masih ada sekitar 1.682 RTS yang belum tertangani.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu kembali diadakan pendataan ulang untuk mendapatkan data pasti agar bisa ditindaklanjuti pada realisasi 2017.
"Data tersebut `kan belum diverifikasi, jika sudah diverifikasi saya yakin jauh berbeda jumlahnya. Seperti verifikasi yang kami laksanakan beberapa waktu lalu, kami mengambil sampel salah satu desa di Karangasem yang dinyatakan terdapat 24 RTS yang belum memiliki rumah layak huni, setelah diverifikasi ternyata hanya tersisa 5 RTS, yang 19 RTS sudah mendapatkan bantuan," ujar Wenten.
Dia menambahkan, sasaran Pemprov Bali pada 2017 tidak hanya RTS, namun juga warga yang mengidap gangguan mental yang rencananya juga akan mendapatkan bantuan rumah yang lebih layak, yang bangunannya langsung dilengkapi kamar mandi, dan diberi pengamanan berupa terali.
Dengan demikian, tidak lagi dipasung seperti yang dialami kebanyakan pengidap gangguan mental saat ini.
"Kami juga rencananya akan menggelontorkan bantuan kepada warga dengan gangguan jiwa, kami ingin memanusiakan mereka, yang biasanya dipasung, buang kotoran jadi satu dengan tempat tinggalnya, akan kami buatkan tempat tinggal yang lebih layak, ada kamar mandinya, dan ruangannya berpengaman terali," ucapnya.
Sementara itu penerima bantuan bedah rumah Made Mudita hidup demgan memprihatinkan. Ia harus menghidupi istrinya Kadek Murni beserta dua buah hatinya yang masih balita dengan menjadi buruh swasta dengan penghasilan sekitar Rp40 ribu perhari.
Ia harus tinggal bersama keluarga kecilnya dalam gubuk berdinding gedek berlantai tanah. Penerima bantuan lainnya yakni keluarga Nyoman Sujana yang sehari-hari bekerja sebagai pandai besi, serta keluarga Wayan Buda yang bekerja serabutan.
Keduanya merupakan warga Banjar Teguan, Desa Punggul. Mereka masuk dalam data RTS diantara sekitar 150 RTS lainnya di desa tersebut.
Perwakilan BPD Bali, yang diwakili Kabag Humas dan CSR BPD Bali AA Made Agung mengatakan tiga unit CSR tersebut merupakan program rutin tahunan PT Bank BPD Bali, yang pada 2016 ini sudah diberikan hampir sekitar 170 unit CSR bedah rumah.
Program tersebut merupakan salah satu program diantara delapan program CSR lain, diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, olahraga, sarana prasarana, kemitraan, pelestarian alam, dan kegiatan sosial lainnya.
Dana yang dianggarkan pun lumayan besar mencapai Rp7 miliar, dan pada 2017 rencananya akan ditingkatkan lagi mencapai Rp8 miliar. (WDY)
Wagub Bali Gugah Kepedulian Masyarakat Bantu Sesama
Kamis, 29 Desember 2016 13:32 WIB