Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia memprediksi perkembangan dan prospek perekonomian di Provinsi Bali pada 2017 masih tetap stabil dan sesuai harapan, dengan berkaca pada kondisi tahun ini relatif baik.
"Perkembangan perekonomian Bali 2016 ini yang relatif baik, diperkirakan masih akan memengaruhi perekonomian tahun berikutnya," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, saat paparan di hadapan Gubernur dan jajaran Pemprov Bali, di Denpasar, Selasa.
Dia mengemukakan, sektor yang diprediksi mempengaruhi perekonomian di Bali mengacu pada beberapa sektor penting, seperti angkutan, makanan dan minuman sekitar 23 persen, pertanian 15 persen, transportasi 10 persen, dan perdagangan serta konstruksi yang menyumbang sekitar 9 persen.
Dari sektor tersebut berhasil menempatkan Bali dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,26 persen pada bulan Oktober 2016, dan posisinya masih di atas rata-rata nasional sebesar 5,04 persen.
"Jika pertumbuhan ekonomi masih tetap baik seperti sekarang, diperkirakan ekonomi Bali akan tumbuh tahun berikutnya berkisar antara 6,20 hingga 6,60 persen," ujar Iman Karana.
Selain perekonomian yang membaik, tingkat pengangguran dan kemiskinan di Bali juga menurun dari tahun sebelumnya.
Pada 2015 pengangguran di Bali mencapai 1,99 persen dan tahun ini menjadi 1,89 persen, masih jauh di bawah angka nasional yang mencapai 5,49 persen.
Begitu juga tingkat kemiskinan menurun, dari 4,74 persen pada Maret 2015 menjadi 4,25 persen pada Maret 2016, dan masih di bawah rata-rata nasional 10,86 persen.
Namun, kata dia, capaian itu tidaklah menjadi alasan untuk berpuas diri, karena kue pembangunan di Bali belum dinikmati secara merata.
Percepatan pembangunan Bali utara diyakininya akan mempercepat pemerataan ekonomi di seluruh Bali. "Salah satu cara adalah dengan percepatan pembangunan bandara baru di wilayah utara, serta pembangunan infrastruktur yang menghubungkan wilayah utara dan selatan serta barat dan timur," ujar Iman Karana.
Selain itu, ia juga mengapresiasi pertumbuhan perbankan di Bali yang cukup baik.
Secara keseluruhan tingkat pertumbuhan kredit, pertumbuhan DPK, KUR dan kredit UMKM sudah di atas rata-rata nasional.
Indikasi ini menunjukkan perekonomian Bali sudah berada di atas perekonomian nasional. Selain itu, bedasarkan kajian BI, peran strategis Lembaga Perkreditan Desa (LPD) terhadap perekonomian Bali juga sangat terasa.
Upaya untuk memperkuat peranan LPD terhadap perekonomian Bali, BI merekomendasikan meningkatkan fungsi manajemen, perlu standarisasi IT, serta peningkatan kualitas SDM.
Iman Karana juga menegaskan, jika perkembangan perekonomian Bali semakin baik dari tahun ke tahun tidak lepas dari program prorakyat Bali Mandara yang dilaksanakan Pemprov Bali.
Program besutan Gubernur Pastika yang kini sudah memasuki jilid II ini, terbukti telah banyak membantu mengurangi pengeluaran masyarakat terkait dengan kebutuhan primer mereka.
"Program Bali Mandara telah mengkover kebutuhan dasar masyarakat, seperti di bidang kesehatan, pendidikan dan tempat tinggal, belum termasuk program lainnya di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa," katanya pula.
Dalam penguatan ekonomi ke depan, BI tetap merekomendasikan agar Pemprov Bali bisa menguatkan bidang pariwisata karena sektor ini adalah pemasukan terbesar Bali, seperti peningkatan kualitas infrastruktur penunjang serta penambahan atraksi wisata.
Selain itu, pihaknya juga menyarankan untuk meningkatkan ekspor dari perajin, dan BI siap memfasilitasi dengan promosi produk kerajinan Bali melalui kantor perwakilan BI di beberapa negara sahabat.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi paparan yang disampaikan oleh BI.
Ia berharap data-data yang dipaparkan oleh BI Perwakilan Bali valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Saya harap data yang dipaparkan memang menggambarkan kenyataan, karena di satu sisi BPS juga merilis tentang data perekonomian di Bali, dan saya harap kedua data memang menggambarkan kondisi riil Bali," ujarnya, dalam rapat yang turut juga dihadiri oleh segenap kepala SKPD di lingkungan Pemprov Bali.
Dia juga menekankan, pentingnya segenap SKPD untuk turut bahu membahu bekerja menurunkan angka kemiskinan, antara lain bisa dimulai dengan pengecekan langsung ke lapangan dengan melibatkan segenap instansi di Pemprov Bali.
Mengenai pertumbuhan ekonomi ke depan, ia berharap segenap pemangku kepentingan di Bali bisa berkoordinasi dengan baik, sehingga pertumbuhan ekonomi Bali bisa stabil bahkan meningkat dari tahun ini.
Karena itu, ia ingin mulai dari segi perencanaan agar sudah melibatkan segenap stakeholder, bahkan pihak BI juga, agar segala program yang direncanakan bisa tepat sasaran.
"Saya ingin tahun depan masalah kemiskinan di Bali sudah tuntas, untuk itu segenap stakeholder harus bahu membahu bekerja, sehingga tahun-tahum berikutnya kami fokus pada pemberdayaan masyarakat," ujarnya lagi.
Kepala Perwakilan BI Bali juga berkesempatan menyerahkan contoh uang baru tahun emisi 2016 kepada Gubernur Pastika.
Ia menjelaskan, Bali mendapatkan tiga keistimewaan sekaligus dalam uang baru, yaitu terpilih Mr Gusti Ketut Pudja dalam uang logam Rp1.000, Tari Legong dalam uang kertas Rp50.000, serta tanda pengaman air yang tetap menampilkan wajah Gusti Ngurah Rai dalam uang Rp50.0000. (WDY)