Negara (Antara Bali) - Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jembrana dari retribusi Terminal Kargo Negara masih jauh dari target, bahkan dibawah nilai Rp1 juta setiap tahun.
Hal tersebut terungkap saat rapat kerja Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jembrana, dengan Dinas Pendapatan serta Perusahaan Daerah (Perusda) yang memungut retribusi tersebut.
Anggota dewan langsung bereaksi keras saat Kepala Dinas Pendapatan, I Made Yasa mengatakan, pendapatan dari terminal kargo tersebut hanya Rp906 ribu tiap tahun.
"Kalau dihitung tiap hari, berarti terminal kargo tersebut hanya memberikan pendapatan Rp2500. Padahal kalau kami hitung, potensi pendapatan dari terminal kargo bisa Rp14 juta tiap tahun," kata Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa yang memimpin rapat.
Kepada Yasa maupun Direktur Perusda Jembrana, I Wayan Wasa, dewan minta target pendapatan dari terminal kargo dinaikkan, dengan memaksimalkan potensi yang ada.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Hal tersebut terungkap saat rapat kerja Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jembrana, dengan Dinas Pendapatan serta Perusahaan Daerah (Perusda) yang memungut retribusi tersebut.
Anggota dewan langsung bereaksi keras saat Kepala Dinas Pendapatan, I Made Yasa mengatakan, pendapatan dari terminal kargo tersebut hanya Rp906 ribu tiap tahun.
"Kalau dihitung tiap hari, berarti terminal kargo tersebut hanya memberikan pendapatan Rp2500. Padahal kalau kami hitung, potensi pendapatan dari terminal kargo bisa Rp14 juta tiap tahun," kata Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa yang memimpin rapat.
Kepada Yasa maupun Direktur Perusda Jembrana, I Wayan Wasa, dewan minta target pendapatan dari terminal kargo dinaikkan, dengan memaksimalkan potensi yang ada.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013