Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra berjanji akan memfasilitasi aspirasi para perbekel (kepala desa) yang wilayahnya terdampak proyek Tol Jagat Kerthi Bali yang menghubungkan Gilimanuk-Mengwi agar mendapat kepastian dari pemerintah pusat.

"Kami akan menerima para perbekel ini. Saya sudah berunding dengan Kadis PU bisa jadi akan mengundang memberikan penjelasan," kata Dewa Indra di kantor DPRD Provinsi Bali, di Denpasar, Senin.

Ia menegaskan rencana pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi itu bukan proyek pemerintah daerah, tetapi merupakan proyek pemerintah pusat (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).

"Kami sudah berkomunikasi dengan Kementerian PUPR melalui BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol). Kami sudah siap menerima teman-teman perbekel dan akan memberikan penjelasan pada saat bertemu nanti," ucapnya.

Baca juga: Pertamina minat untuk Tol Gilimanuk-Mengwi

Dalam pertemuan dengan para perbekel tersebut, lanjut Dewa Indra, nantinya akan diberikan penjelasan oleh Kepala Pelaksana BPJT yang menyatakan telah siap untuk hadir ke Bali.

Dewa Indra mengapresiasi upaya yang dilakukan para perbekel yang ingin berkomunikasi dan bertemu dengan pemerintah daerah untuk menanyakan kepastian proyek tol tersebut.

"Apalagi mau pemilu, mari gunakan cara-cara yang tidak memperkeruh suasana, yang tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban. Kami akan menerima mereka," ucapnya.

Sebelumnya para perbekel yang desanya terdampak pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi kembali menggelar pertemuan di Kantor Desa Buahan, Kecamatan Tabanan, Bali, Sabtu (30/9). Mereka sepakat untuk beraudiensi dengan Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya guna menanyakan kepastian rencana pembangunan tol itu.

Baca juga: Jamkrida Bali jajaki penjaminan proyek tol Gilimanuk - Mengwi

Audiensi tersebut untuk mencari informasi pasti mengenai kelangsungan proyek pembangunan tol sekaligus untuk menjawab keresahan masyarakat.

Wayan Koster beberapa waktu saat masih menjabat Gubernur Bali mengakui pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali yang akan menghubungkan Gilimanuk dan Mengwi sepanjang 96,21 kilometer mengalami perlambatan atau tertunda dari rencana awal.

"Pembangunan tol mengalami perlambatan karena ada perubahan pemegang saham di korporasi perusahaan yang mendapat tugas untuk mengerjakan jalan tol," katanya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meletakkan batu pertama pembangunan Tol Jagat Kerthi Gilimanuk-Mengwi, Bali, di Kabupaten Jembrana, menargetkan pembangunan tol selesai pada 2025.

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023