Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Dewa Made Indra, memberikan penghargaan Anugerah Reformasi Birokrasi dan Agen Perubahan kepada lima perangkat daerah di tingkat pemprov itu.
Adapun Peringkat I Tim Agen Perubahan Inspiratif diraih oleh Biro Pemerintahan dan Kesra, Peringkat II Dinas PUPRPKIM, Peringkat III Badan Pendapatan Daerah, Peringkat IV Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan Peringkat V diraih oleh Dinas PMPTSP.
"Apresiasi terhadap pegawai yang berprestasi itu penting dilakukan karena dapat menimbulkan motivasi terhadap pegawai khususnya pegawai di lingkungan Pemprov Bali untuk bekerja dengan lebih baik. Sekali lagi ini hanya piagam tapi daya motivasinya luar biasa," kata Dewa diterima di Denpasar, Selasa.
Dewa menjelaskan, kegiatan ini adalah akselerasi pelaksanaan reformasi birokrasi yang bertujuan untuk memotivasi pegawai khususnya agen perubahan, sehingga menjadi lebih profesional dan berkinerja tinggi.
Terhadap lima perangkat daerah penerima Anugerah Reformasi Birokrasi dan Agen Perubahan sebelumnya dilakukan verifikasi dan penilaian oleh Biro Organisasi Setda Provinsi Bali.
Baca juga: Wagub Bali: Libur Lebaran dongkrak kunjungan wisnus hingga 20 persen
Penilaian tersebut dilakukan terhadap 10 perangkat daerah terbaik di Pemprov Bali, hingga akhirnya tersaring lima besar berdasarkan penilaian Biro Organisasi Setda Provinsi Bali bersama Ombudsman Bali serta akademisi sebagai jurinya.
Sekda Bali itu menyadari bahwa selama ini pemerintah provinsi kerap menerima berbagai macam penghargaan, baik nasional maupun internasional, namun penghargaan internal menurutnya juga penting sebagai pemacu.
Di tengah-tengah pemberian penghargaan, Dewa menyampaikan tiga poin penting mengenai pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu harus berdampak luas terhadap jalannya birokrasi.
"Kedua, reformasi birokrasi bukan lagi merupakan tumpukan kertas atau dokumen melainkan merupakan hasil nyata. Tiga, reformasi birokrasi harus dapat mempercepat proses tata reformasi birokrasi pemerintah," sebutnya.
Dengan gambaran tersebut, birokrat nomor satu di Pemprov Bali itu meminta agar seluruh pegawai pemerintah tidak hanya bekerja keras, namun juga bekerja cerdas.
"Ini bahan renungan kita bersama bahwa yang dibutuhkan sebenarnya adalah kerja cerdas bukan kerja keras. Mengurangi pekerjaan yang tidak penting dan dapat melakukan pendelegasian pekerjaan secara efektif dan efisien," tuturnya.
Baca juga: Pemprov Bali nilai SP4N LAPOR jadikan pelayanan publik lebih baik
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Adapun Peringkat I Tim Agen Perubahan Inspiratif diraih oleh Biro Pemerintahan dan Kesra, Peringkat II Dinas PUPRPKIM, Peringkat III Badan Pendapatan Daerah, Peringkat IV Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan Peringkat V diraih oleh Dinas PMPTSP.
"Apresiasi terhadap pegawai yang berprestasi itu penting dilakukan karena dapat menimbulkan motivasi terhadap pegawai khususnya pegawai di lingkungan Pemprov Bali untuk bekerja dengan lebih baik. Sekali lagi ini hanya piagam tapi daya motivasinya luar biasa," kata Dewa diterima di Denpasar, Selasa.
Dewa menjelaskan, kegiatan ini adalah akselerasi pelaksanaan reformasi birokrasi yang bertujuan untuk memotivasi pegawai khususnya agen perubahan, sehingga menjadi lebih profesional dan berkinerja tinggi.
Terhadap lima perangkat daerah penerima Anugerah Reformasi Birokrasi dan Agen Perubahan sebelumnya dilakukan verifikasi dan penilaian oleh Biro Organisasi Setda Provinsi Bali.
Baca juga: Wagub Bali: Libur Lebaran dongkrak kunjungan wisnus hingga 20 persen
Penilaian tersebut dilakukan terhadap 10 perangkat daerah terbaik di Pemprov Bali, hingga akhirnya tersaring lima besar berdasarkan penilaian Biro Organisasi Setda Provinsi Bali bersama Ombudsman Bali serta akademisi sebagai jurinya.
Sekda Bali itu menyadari bahwa selama ini pemerintah provinsi kerap menerima berbagai macam penghargaan, baik nasional maupun internasional, namun penghargaan internal menurutnya juga penting sebagai pemacu.
Di tengah-tengah pemberian penghargaan, Dewa menyampaikan tiga poin penting mengenai pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu harus berdampak luas terhadap jalannya birokrasi.
"Kedua, reformasi birokrasi bukan lagi merupakan tumpukan kertas atau dokumen melainkan merupakan hasil nyata. Tiga, reformasi birokrasi harus dapat mempercepat proses tata reformasi birokrasi pemerintah," sebutnya.
Dengan gambaran tersebut, birokrat nomor satu di Pemprov Bali itu meminta agar seluruh pegawai pemerintah tidak hanya bekerja keras, namun juga bekerja cerdas.
"Ini bahan renungan kita bersama bahwa yang dibutuhkan sebenarnya adalah kerja cerdas bukan kerja keras. Mengurangi pekerjaan yang tidak penting dan dapat melakukan pendelegasian pekerjaan secara efektif dan efisien," tuturnya.
Baca juga: Pemprov Bali nilai SP4N LAPOR jadikan pelayanan publik lebih baik
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023