Nusa Dua (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong lembaga jasa keuangan dan semua pelaku bisnis di Indonesia untuk meningkatkan porsi pembiayaan kepada sektor usaha yang ramah lingkungan guna mendukung pembangunan berkelanjutan.
"Kami mendukung upaya global tersebut dan bahkan menjadi satu dari 28 otoritas bidang jasa keuangan untuk mengikuti aktif Jaringan Perbankan Berkelanjutan (SBN) sejak awal tahun 2012," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad pada pembukaan Forum Internasional Keuangan Berkelanjutan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Pihaknya mendorong munculnya inovasi dan riset terkait program keuangan berkelanjutan terutama didorong adanya kompetisi atau keinginan untuk berkembang agar menciptakan produk keuangan baru yang memiliki aspek keberlanjutan, tidak hanya secara komersial menguntungkan tetapi juga mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan aspek sosial.
Indonesia telah berkomitmen kepada dunia internasional dalam melaksanakan pembangunan melalui upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun 2020 dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan masyarakat internasional.
Hal tersebut, kata dia, telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 yang ditetapkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019.
Sedangkan OJK sendiri telah menciptakan Peta jalan Keuangan Berkelanjutan pada 5 Desember 2014 untuk mendukung dan mendorong proses pembangunan berkelanjutan dalam penyediaan keuangan atau pembiayaan oleh industri jasa keuangan terkait perubahan iklim maupun pembangunan berkelanjutan untuk jangka menengah 2015-2019 dan panjang 2015-2045.
Ia mengharapkan program keuangan berkelanjutan tidak hanya berupaya meningkatkan porsi pembiayaan pada sektor prioritas yang memiliki dampak turunan tinggi seperti sektor energi, infrastruktur, industri pengolahan, pertanian dan UMKM tetapi juga menjaga daya tahan dan daya saing lembaga jasa keuangan di Indonesia.
Pertemuan internasional tersebut dirangkaian dengan tiga agenda utama yakni seminar internasional menyangkut keuangan berkelanjutan, forum keuangan berkelanjutan ASEAN dan pertemuan ke-4 jaringan perbankan berkelanjutan (SBI).
Sebanyak 20 perwakilan negara dari beragam latar belakang seperti pemerintah, otoritas pengawasan lembaga jasa keuangan/bank sentral, akademisi, lembaga internasional serta asosiasi dan praktisi industri jasa keuangan. (WDY)