Denpasar (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali mengimbau kepada pedagang besar atau produsen untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan domestik di Pulau Dewata untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan khususnya komoditas bumbu dapur.
"Kami secara persuasif dan bujuk asosiasi pedagang misalnya cabai supaya mereka memenuhi kebutuhan di Bali, jangan buru-buru jual ke luar dulu," kata Wakil Ketua TPID Provinsi Bali, Causa Iman Karana di Denpasar, Selasa.
Selain secara persuasif, pihaknya juga akan memonitor lalu lintas komoditas pangan yang keluar masuk dengan menggandeng Badan Karantina.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu menambahkan bahwa cuaca buruk yang terjadi belakangan diprediksi menjadi salah satu penyebab melonjaknya harga beberapa komoditas utamanya komoditas yang berkaitan erat dengan musim tanam.
"Sekarang ini cuaca sedang tidak menentu dan itu berlaku di hampir seluruh wilayah Indonesia," ucapnya.
Dari pemantauan harga pada laman dalam jaringan Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SiGapura), harga cabai rawit merah melonjak sejak Jumat (11/11) yang mencapai Rp47 ribu per kilogram dan per Senin (14/11) melonjak menjadi Rp57 ribu per kilogram di Pasar Badung Denpasar.
Harga cabai rawit merah di Pasar Kreneng Denpasar juga melonjak yang per Senin (14/11) mencapai Rp50 ribu.
Sedangkan harga bawang merah di Pasar Badung dan Pasar Kreneng Denpasar melonjak dari Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogram.
Rencananya TPID Bali menggelar rapat dengan menggandeng instansi terkait di Bank Indonesia Denpasar pada Rabu (16/11) untuk membahas upaya antisipatif menanggulangi kenaikan harga sejumlah komoditas.
Selain membahas antisipasi kenaikan harga komoditas, rapat tersebut juga membahas upaya antisipatif terkait harga transportasi atau tiket pesawat udara menjelang libur panjang akhir tahun. (WDY)