Shanghai (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata RI dan Administrasi
Nasional Pariwisata Tiongkok (CNTA) sepakat untuk menertibkan pelaku
industri pariwisata yang tidak profesional dan terbukti merugikan
wisatawan.
"Kami setuju untuk di-black list, karena
pariwisata adalah bisnis yang berbasis pada layanan, sehingga komitmen
dan profesionalitas ekosistem ini menjadi taruhan utama agar bisa
berkelanjutan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam pertemuan
dengan Ketua CNTA Lin Jinzao di China International Travel Market (CITM)
yang berlangsung 11-13 November di Shanghai.
Ia mengatakan operator perjalanan dan agen perjalanan wisata yang
melanggar komitmen dengan pelanggan harus ditindak tegas karena akan
mengganggu dan merusak masa depan bisnis pariwisata.
CTNA telah menerapkan beberapa ketentuan untuk menertibkan pelaku
industri pariwisata, seperti biro perjalanan wisata, yang tidak
profesional dalam memberikan pelayanan kepada turis yang berwisata di
Tiongkok.
Mengenai CITM, tempat Indonesia mempromosikan sepuluh
destinasi unggulan
termasuk Jogyakarta, Solo, Semarang (Joglosemar) dan Raja Ampat, Arief
mengatakan bahwa ajang itu membantu promosi wisata Indonesia dan menarik
lebih banyak turis ke Indonesia.
"Saat ini posisinya sudah nomor satu ke Indonesia, menggeser Singapura, Malaysia, Australia, Jepang dan Korea," katanya.
"Tahun
2019, proyeksi kami adalah 20 juta wisman masuk ke Indonesia, dan
sekitar 50 persennya atau 10 juta diantaranya berasal dari Tiongkok."
Ia menjelaskan pula bahwa kerja sama pariwisata dengan Tiongkok
menjadi sangat penting dan Kementerian Pariwisata akan fokus ke promosi
wisata ke Great China yang meliputi wilayah Tiongkok, Hong Kong dan
Taiwan.
Menteri Pariwisata menekankan pentingnya penerbangan langsung dalam mendukung industri wisata.
Penerbangan langsung dari Tiongkok ke Indonesia saat ini baru 37
persen, jauh dibandingkan dari Singapura, Malaysia dan Thailand yang
sudah berada di atas 80 persen.
Arief kembali mengundang investor Tiongkok untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata.
"Kami undang investor Tiongkok yang bergerak di sektor pariwisata untuk
menanamkan modal ke Indonesia, yang punya atraksi berbasis alam, budaya
dan buatan yang sedang berkembang. Saatnya kini untuk investasi jangka
panjang di bidang pariwisata," katanya. (WDY)
Indonesia-Tiongkok Sepakat Tertibkan Pelaku Industri Wisata
Sabtu, 12 November 2016 21:03 WIB