Tabanan, (Antara Bali) - Lembaga Perkreditan Desa (LPD), lembaga keuangan non-bank di Kabupaten Tabanan, Bali, berhasil memperoleh keuntungan sebesar Rp33,64 miliar periode triwulan III-2016.
"Keuntungan yang diraup LPD di daerah gudang beras itu cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tabanan, Anak Agung Gede Dalem Tresna Ngurah. S. Sos didampingi Kasi Kelembagaan I Ketut Darmadhi. SH di Tabanan, Selasa.
Ia mengatakan, pencapain laba LPD pada triwulan III-2016 tersebut mengalami pertumbuhan signifikan dibandingkan triwulan II yang hanya meraup 22,93 miliar.
Pertumbuhan juga terjadi pada pencatatan aset LPD, karena lembaga keuangan non bank itu tumbuh hingga mencapai Rp1, 210 triliun pada triwulan III-2016, mengalami lonjakan dibandingkan triwulan sebelumnya tahun yang sama yang hanya dikisaran Rp1,1 triliun.
Agung Dalem Tresna menjelaskan, keuntungan tersebut diperoleh dari total 307 LPD yang ada di Kabupaten Tabanan melalui layanan usaha simpan-pinjam.
Selain itu juga persentase dari layanan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) masyarakat, layanan pembayaran listrik, dan pembayaran air minum.
Pada sisi lain dari perolehan laba LPD juga menunjukkan ekonomi masyarakat di desa adat cukup menggeliat untuk mendanai sejumlah usaha ekonomi kreatif yang berkembang di masing-masing desa pekraman.
Sementara itu, data Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tabanan mencatat, pada 2015 ada sekitar 19 LPD di daerah lumbung beras tersebut yang membukukan aset di atas Rp10 miliar.
LPD yang berkembang pesat itu antara lain LPD Bedha dengan membukukan aset mencapai Rp 106, 762 miliar sekaligus sebagai LPD aset terbesar di Tabanan pada tahun 2015.
Selain itu juga LPD Beraban memiliki aset Rp51, 151 miliar, LPD Kaba-Kaba Rp45,690 miliar dan LPD Kukuh Rp33,824 miliar, ujar Agung Gede Dalem Tresna. (WDY)