Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan pemerintah siap mendorong efektivitas kebijakan fiskal untuk
menjaga momentum pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran lima persen di
akhir tahun 2016.
"Kami akan mendorong efektifitas kebijakan di bidang fiskal dalam
menghadapi risiko perekonomian global," kata Sri Mulyani di Jakarta,
Senin.
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah telah mendukung kinerja
otoritas moneter agar sektor perbankan cukup sehat dan tidak mengalami
kesulitan dalam melaksanakan fungsi intermediasi terutama dalam
penyaluran kredit.
Namun, pemanfaatan instrumen fiskal untuk mendukung pembangunan
juga penting, apalagi pemerintah mendapatkan dana dari uang tebusan
program amnesti pajak yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan proyek
infrastruktur.
"Tarif tebusan itu terserap pemerintah, sehingga pemerintah
memiliki kas yang cukup. Kami ingin kas ini bisa dibayarkan kembali agar
masyarakat merasakan dampak dari aktivitas pemerintah, untuk kebutuhan
infrastruktur maupun pembiayaan keluarga miskin," ujarnya.
Menurut dia, pemanfaatan kas bisa terlihat dari percepatan
penyerapan belanja kementerian lembaga pada triwulan III dan IV, yang
secara signifikan memberikan kontribusi untuk mendorong sektor konsumsi
maupun investasi pemerintah.
"Belanja pemerintah bisa melebihi 95 persen. Beberapa kementerian
lembaga kami lihat (realisasinya) mampu hampir mencapai 100 persen.
Tentu ini menjadi tambahan positif di Q3 dan Q4. Intensitas amnesti ini
pasti akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani.
Selain itu, ia memastikan adanya evaluasi kepada pemberian PMN
kepada BUMN maupun penyaluran KUR kepada para pelaku usaha kecil, agar
instrumen fiskal tersebut bisa memberikan dampak positif kepada sektor
riil.
Sri Mulyani juga memberikan perhatian terhadap daerah-daerah yang
sumber perekonomiannya bertumpu pada sumber daya alam dan saat ini
terkena dampak langsung dari pelemahan harga komoditas serta kelesuan
perekonomian global.
Wilayah tersebut adalah Kalimantan yang selama ini menjadi salah
satu sentra batubara dunia serta Sulawesi yang identik dengan produksi
hasil perkebunan.
"Antar wilayah di Indonesia terkena pengaruh pelemahan global yang
berbeda-beda. Perlu dilihat instrumen fiskal atau yang lainnya untuk
meminimalkan dampak (lesunya harga komoditas) di beberapa daerah ini,"
katanya.(WDY)
Menkeu Dorong Efektivitas Fiskal untuk Jaga Momentum Pertumbuhan
Selasa, 25 Oktober 2016 8:14 WIB