Denpasar (Antara Bali) - Singapura menyerap paling banyak ekspor aneka jenis perhiasan dari Bali mencapai 31,90 persen dari total ekspor pengiriman permata senilai 3,68 juta dolar AS selama bulan Juli 2016.
"Pasar berikutnya adalah Amerika Serikat yang menyerap sekitar 28,84 persen produk aneka jenis perhiasan dari bahan baku emas dan perak hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, perhiasan untuk wanita itu juga diserap pasaran Hongkong 8,80 persen, Jerman 4,33 persen,Jepang 0,06 persen, Australia 1,92 persen, Perancis 0,21 persen dan Belanda 5,58 persen.
Sedangkan sisanya 21,34 persen diserap berbagai negara lainnya, karena aneka jenis perhiasan yang didominasi dari bahan baku perak itu sangat disenangi konsumen mancanegara.
Adi Nugroho menambahkan, Bali mengekspor berbagai jenis perhiasan senilai 3,68 juta dolar AS selama bulan Juli 2016, namun menurun 47,99 persen dibanding bulan Juni 2016 yang mencapai 7,08 juta dolar AS.
"Perolehan devisa itu jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga merosot 14,92 persen, karena pada Juli 2015 pengapalan hasil kerajinan perhiasan itu mengantongi devisa sebesar 4,33 juta dolar AS," ujar Adi Nugroho.
Adi Nugroho menjelaskan, perhiasan dibuat dalam berbagai bentuk itu dihasilkan oleh perajin di Desa Celuk, Batubulan, Kabupaten Gianyar.
Produksi para perajin tersebut, selain menembus pasaran luar negeri juga sangat diminati turis dalam liburannya ke Pulau Dewata.
Hasil produksi sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu berupa aneka jenis perhiasan untuk wanita dari semua umur, berupa cincin, kalung, perhiasan telinga dan anggota tubuh lainnya.
Di Desa Celuk Kabupaten Gianyar terdapat sekitar sekitar 497 perajin perak dan emas yang berjejer di sepanjang jalan menuju kawasan Bali timur. (WDY)