Denpasar (Antara Bali) - Kota Singaraja, Bali utara mengalami inflasi sebesar 0,80 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 133,54 pada bulan Agustus 2016 serta tingkat inflasi tahun kelender sebesar 3,36 persen.
"Sedangkan inflasi tahun ke tahun yakni Agustus 2016 terhadap Agustus 2015 sebesar 4,46 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, inflasi tersebut ditandai dengan meningkatnya indeks yang terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,95 persen, kelompok kesehatan 1,79 persen, kelompok bahan makanan 1,22 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,90 persen.
Selain itu juga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,42 persen serta kelompok sandang 0,10 persen.
Sementara kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,81 persen.
Adi Nugroho menambahkan, komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Agustus 2016 antara lain cabai rawit, bawang merah, mie, ayam goreng, kontrak rumah jasa dokter spesialis, tarif listrik, rokok putih, cabai merah, pisang serta biaya sekolah.
Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain buah apel, angkutan antarkota, tarif pulsa ponsel, tongkol, ambu-ambu, gula pasir, cakalang, kembung rebus, wortel, sawi hijau dan jeruk.
Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, 33 kota di antaranya mengalami inflasi dan 49 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari dan Sorong masing-masing 1,27 persen serta inflasi terendah di Kendari dan DKI Jakarta 0,01 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,87 persen dan terendah di Cilegon hanya 0,01 persen. Jika diurut dari infasi tertinggi maka kota Singaraja menempati urutan ke-6 setelah Kota Medan dari 33 kota yang mengalami inflasi, ujar Adi Nugroho. (WDY)