Yokohama (Antara Bali) - Angka kematian di Indonesia akibat kecelakaan
mobil di jalan raya cukup tinggi, sehingga diperlukan kesadaran dan
peraturan yang ketat dan tegas untuk menjamin keselamatan dan keamanan
berkendara.
GM Toyota Motor Corp (TMC), Akira Katanani, dalam lokakarya mengenai
keselamatan lalu lintas di Higashi Fuji, Jepang, Senin, mengungkapkan
data yang cukup mencengangkan.
Mengutip data Forum Transportasi Internasional ttg "Road Safety Annual
Report 2014" ia mengungkapkan di antara negara ASEAN, angka kematian
akibat kecelakaan, per 10.000 kendaraan di Indonesia, mencapai 3,1.
Angka itu sama dengan Malaysia. Sedangkan Thailand lebih baik, hanya sebesar 2,8 kematian per 10.000 kendaraan.
Sementara di Jepang dan negara maju lainnya seperti Amerika Serikat
lebih kecil angkanya. Jepang hanya 0,6 kematian per 10.000 kendaraan.
Demikian pula dengan negara maju di Eropa seperti Inggris, Jerman, dan
Perancis di bawah satu kematian per 10.000 kendaraan. Hanya Amerika
Serikat yang menembus angka 1,3.
"Itulah mengapa kami menilai sangat penting bagi (masyarakat)
negara-negara Asia memahami (cara) keamanan dan keselamatan
berkendaraan," ujar Kanatani.
Toyota - seperti yang diungkapkan Presdir Toyota Motor Asia Pasifik
(TMAP) Pte Ltd Hiroyuki Fukui - sangat peduli pada kampanye keselamatan
berkendara di kawasan Asia dan Pasifik.
"Dalam beberapa tahun ke depan kami akan semakin fokus melakukan
kampanye keselamatan berlalu lintas di kawasan ini," ujar Fukui yang
juga Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM).
Kendati angka kematian akibat kecelakaan berkendaraan cukup tinggi,
namun survei Toyota juga menyebutkan tingkat kesadaraan penggunaan sabuk
pengaman di Indonesia lebih baik di bandingkan negara lain di kawasan
Asia Tenggara, seperti Malaysia, Philipina, dan Vietnam.
Indonesia sejajar dengan Thailand dengan penggunaan sabuk pengaman
mencapai 30 persen, sedangkan negara lain di ASEAN hanya sekitar 20-25
persen.
TAM sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota di Indonesia,
menurut Eksekutif GMnya Anton Jimmy, terus membuat program dan kampanye
smart driving (mengemudi dengan pintar) untuk menekan angka kematian
akibat kecelakaan yang fatal.
Sementara secara global TMC terus mengembangkan fitur-fitur yang mampu
menekan angka kecelakaan fatal, melalui fitur keamanan yang bersifat
pasif (passive safety) seperti sabuk pengaman dan airbags, maupun active
safety seperti fitur anti-lock brake system (ABS) pre-collision
system (PSC) dan vehicle stability control (VSC). (WDY)
Angka Kematian di Indonesia Akibat Kecelakaan Mobil, Tinggi
Selasa, 30 Agustus 2016 8:02 WIB