Jakarta (Antara Bali) - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian
mengatakan pihaknya sudah mengirim tim ke Filipina untuk menyelidiki
kasus pemalsuan dokumen untuk ibadah haji yang menyebabkan 177 WNI
diperiksa pemerintah Filipina.
"Ada sejumlah tim yang sudah bergerak ke Filipina dan ada di
Indonesia. Apa pun hasilnya nanti kami sampaikan kepada publik," ujar
Tito di Jakarta, Jumat (26/8).
Kapori mengatakan bahwa pihaknya akan terus menyelidiki kemungkinan
keterlibatan WNI dalam kasus tersebut. Selain itu, juga akan ditelusuri
lebih lanjut apakah ada WNA yang turut andil dari Indonesia.
"Kami mendapat informasi ada keterlibatan warga asing dalam kasus ini," kata Tito.
Namun, jika ternyata ada dugaan keterlibatan WNA yang berada di luar
Indonesia, Kapolri menyatakan Polri akan bekerja sama dengan negara
terkait.
Tito sendiri enggan memerinci operasi yang dilakukan kepolisian di
Filipina. Dia hanya menyatakan bahwa kepolisian ke sana untuk melihat
apakah ada unsur pidana dalam kasus tersebut, misalnya penipuan, sengaja
melakukan pemalsuan paspor dan lain-lain.
"Kami terus mendalami perkara ini," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Boy Rafli Amar
menyatakan beberapa penyedia layanan haji yang memberangkatkan 177 calon
haji Indonesia melalui Filipina tidak memiliki izin penyelenggaraan
ibadah haji dari Kementerian Agama.
Polisi belum mengetahui apakah tujuh agen perjalanan yang terlibat merupakan bagian dari sindikat kejahatan terorganisasi.
Sementara itu, pada hari Jumat (26/8), Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan sebagian dari 177 WNI
itu sudah diperiksa oleh otoritas Filipina dalam pengusutan dugaan
pemalsuan dokumen untuk ibadah haji.
"Sekitar 139 orang sudah diserahkan ke KBRI Manila karena mereka
dianggap sebagai korban, sementara sisanya masih dinegosiasikan karena
mereka dianggap bisa menjadi saksi untuk pengusutan di Filipina," kata
Wiranto. (WDY)
Polri Kirim Tim ke Filipina
Sabtu, 27 Agustus 2016 9:13 WIB