Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali mengusulkan perlunya dukungan pemetaan wilayah terkait ide Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy soal sistem sekolah sehari penuh (full day school) untuk siswa SD dan SMP.
"Mengenai wacana seperti itu, tentu harus ada kajian yang mendalam, contohnya terkait pemetaan wilayah daerah-daerah yang termasuk perkotaan maupun yang terpencil atau pedalaman. Kalau sekolahnya jauh, `kan siswa bisa malam pulangnya sehingga itu masalah juga," kata Kepala Disdikpora Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, di Denpasar, Rabu.
Menurut TIA, di tengah kondisi daerah yang berbeda-beda, tentunya wacana itu jika diimplementasikan menjadi kebijakan tidak bisa langsung serentak diterapkan di semua daerah.
"Perlu percontohan dari sekolah-sekolah terpilih yang memang memungkinkan dilihat dari luas sekolah, halaman bermain, dukungan sarana-prasarana, maupun dukungan guru pendamping," ucapnya.
Apalagi, tambah dia, dilihat dari kondisi guru yang tidak sedikit memasuki usia pensiun sehingga selama ini dipenuhi dari tenaga guru kontrak. Di samping harus diperhitungkan juga tambahan biaya operasional sekolah dari pemakaian AC dan listrik.
Dari sisi psikologi siswa, lanjut dia, juga berdampak. Misalnya dari hal kecil berupa bekal makan siang yang dibawa siswa dari keluarga kurang mampu dibandingkan yang telah disiapkan bekal makan dengan baik oleh siswa dari keluarga berkecukupan.
"Oleh karena itu, ide atau wacana ini haruslah didukung fakta-fakta yang bisa dipertanggungjawabkan. Jangan sampai serentak dilaksanakan sehingga menjadi masalah baru," kata TIA.
Di sisi lain, lanjut dia, kalau kebijakan "full day school" diterapkan, seyogyanya kegiatan tambahan les tidak ada dan besar kemungkinan tidak akan ada pekerjaan rumah (PR) bagi siswa. "Anak itu perlu istirahat, apalagi dalam masa tumbuh kembang," tegasnya.
Pihaknya sampai saat ini belum bisa membuat penjabaran seperti apa terkait ide itu karena baru sebatas wacana, bahkan pihak Disdikpora juga belum ada yang dipanggil oleh Kemendikbud.
Sebelumnya Mendikbud Muhadjir Effendy berpandangan dengan sistem "full day school" ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja.
Menurut dia, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja. Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orangtua. (WDY)
Bali Usulkan Pemetaan Wilayah "Sekolah Sehari Penuh"
Rabu, 10 Agustus 2016 15:56 WIB