Denpasar (Antara Bali) - Komaneka Fine Art Gallery, salah satu galeri utama seni rupa kontemporer Indonesia di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, menggelar pameran karya I Nyoman Sujana, selama 6 Agustus-6 September 2016.
"Pameran yang menyuguhkan belasan karya seni itu mengusung tema `Coming Home`," kata Nyoman Sujana yang akrab disapa Kenyem itu, di Denpasar, Kamis.
Pria kelahiran Sayan, Ubud pada 1972 atau 44 tahun silam itu, dalam pameran tunggal kali ini juga menampilkan karya-karya sebelumnya, hingga karya kini yang mendapat pengakuan internasional.
"Dengan demikian pameran kali ini di Komaneka Fine Art Gallery adalah semacam pulang kampung, kembali ke akar," kata I Nyoman Sujana.
Ia salah seorang perupa kelahiran Ubud yang telah membebaskan diri dari kungkungan tradisi seni lukis lokal.
Seperti hampir semua anak muda dari desanya, Kenyem mula-mula belajar melukis dengan mengikuti tradisi seni lukis naif Young Artists di desa tetangga, Penestanan.
Di Desa Penestanan, Ubud, ia belajar melukis pola repetitif yang diwajibkan oleh pakem seni lukis Young Artists. Setelah tamat dari Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) di Ubud dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) yang kini berubah menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (1992-1998), Kenyem bergeser ke abstraksi.
Karya-karya Kenyem kemudian berkembang menjadi wacana tentang kedudukan manusia di alam. Pada 1999, Kenyem sudah pernah berpameran di galeri Komaneka bersama Mahendra Mangku dan Nyoman Masriadi.
Pada 2011, ia menggelar pameran tunggal berjudul "The Bicycle Diaries" di galeri yang sama. Kenyem sukses menggelar pameran tunggal di Bali, Jakarta, Malaysia, Singapura, dan Swedia.
Selain itu, berperan dalam berbagai kegiatan pameran di Bali, Yogyakarta, Jakarta, Malaysia, Myanmar, Korea, dan Beijing International Art Biennale di Beijing, Tiongkok.
Kenyem berkarya secara rinci dan teliti, sering dengan bidang kaligrafis. Ikon khas dalam lukisannya adalah figur-figur androgini kecil yang tampak seperti menari. Pohon terutama daun, merupakan motif visual yang sering muncul, serta batu besar yang melayang. Semuanya diberi bayangan secara cermat agar timbul kesan mengambang. (WDY)
Komaneka Fine Ubud Pamerkan Karya Sujana
Kamis, 4 Agustus 2016 9:53 WIB