Denpasar (Antara Bali) - Tiga seniman berusia lanjut membawakan Gamelan Caruk atau jenis gamelan tua, yang diperkirakan sudah ada pada abad ke-15 dalam Pesta Kesenian Bali ke-38 di Taman Budaya, Denpasar, Selasa.
"Gamelan Caruk diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15 di Desa Pakraman Pau, Desa Tihingan, Kabupaten Klungkung. Para pendahulu kami mewariskan gamelan caruk sebanyak sembilan jenis tabuh namun hingga saat ini baru hanya bisa menampilkan lima tabuh, sedangkan empat tabuh lagi belum didapatkan," kata Kelihan (pimpinan) Gamelan Caruk I Wayan Suwendra, di sela-sela pementasan tersebut.
Dalam pementasan gamelan yang ditampilkan di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Denpasar itu terlihat tiga seniman lanjut usia menepak tiga bilah gamelan berupa dua buah gambang berukuran kecil dan satu buah sarong dengan lemah gemulai.
Tiga seniman tersebut membawa lima tabuh yakni tabuh Ririgan, Rejang, Ombak Segara, Panji Marga, dan Manu Kaba.
"Ada lontarnya yang isinya sejenis tabuh lama dalam gamelan, tetapi sudah rusak nggak bisa dibaca. Dari lontar tersebut yang bisa terbaca baru lima jenis tabuh. Sehingga sampai saat ini baru lima tabuh yang kami bisa lestarikan, mudah-mudahan yang empat tabuh ini bisa kami dapatkan," ujar Suwendra.
Menurut dia, gamelan tersebut biasanya dimainkan saat upacara yang erat kaitannya dengan Pitra Yadnya (acara kematian) dan Dewa Yadnya (upacara untuk para dewa).
Selain Desa Pakraman Cau, gamelan caruk juga digunakan di daerah (kabupaten) lain untuk melengkapi upacara Pitra dan Dewa Yadnya.
Tidak hanya itu, lanjut Suwendra, gamelan ini hanya dipakai saat upacara saja dan bantennya (sesajennya) besar seperti banten Suci, Pengambean, Lokokan Ageng berisi sate lengkap dengan lawarnya serta segehan, dan yang lainnya.
"Namun karena saat ini digunakan untuk pentas di PKB sebagai ajang pelestarian, maka kami cukup pakai banten Pejati dan Ajuman," katanya.
Menurut Suwendra, memainkan alat gamelan caruk tidaklah mudah. Letak nadanya yang tidak beraturan menyebabkan para penabuh perlu belajar bertahun-tahun hingga bisa mengenali not nadanya dengan baik.
"Oleh karena itu, kami berencana untuk mulai melakukan regenerasi terhadap generasi muda melihat Sekaa Gamelan Caruk yang hanya beranggotakan 10 orang yang sebagian besar telah lanjut usia," katanya.
Dalam pementasan tersebut, tampak penonton hanyut dalam suasana kesejukan saat mendengar lima buah tabuh yang dihasilkan dari seperangkat gamelan klasik tersebut. (WDY)
Seniman Tua Bawakan Gamelan Caruk Di PKB
Selasa, 14 Juni 2016 19:57 WIB