Semarapura (Antara Bali) - Warga keturunan Pande di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, wilayah kepulauan di selatan Pulau Bali, melakukan seleksi calon pendeta atau Sri Empu untuk memimpin upacara keagamaan bagi umat Hindu.
"Ya, kami mendorong warga Pande Nusa Penida untuk memiliki pendeta atau Sri Empu di daerahnya sendiri," kata Ketua Maha Semaya Warga Pande Kabupaten Klungkung I Wayan Sutena di Semarapura, Selasa.
Sutena yang mantan ketua DPRD Klungkung menyebutkan, terkait hal tersebut, warga keturunan Pande Nusa Penida diharapkan segera dapat menunjuk tokoh yang tepat untuk dicalonkan sebagai "pemuput" atau pemimpin agama tertinggi itu.
"Begitu semua persyaratan dapat dipenuhi, kami akan secepatnya melakukan upacara 'pediksaan' sebagai rangkaian dari pengesahan seseorang menjadi Sri Empu," ujarnya.
Ia berharap warga Pande Nusa Penida segera dapat mewujudkan "mimpinya" punya pendeta yang nantinya bisa bertugas memimpin upacara keagamaan bagi warga Pande di Pulau Nusa Penida, sekitar 25 mil laut tenggara Bali.
Selama ini, kata dia, warga Pande di pulau tersebut selalu mendatangkan Sri Empu dari Klungkung setiap kali melaksanakan upacara keagamaan.
"Hal itu tentunya menimbulkan biaya yang cukup besar, terutama untuk transportasi," katanya menjelaskan.
Sementara Ketua Panitia Seleksi Sri Empu, Jro Mangku Putu Sudarta yang juga ketua Maha Semaya Warga Pande Kecamatan Nusa Penida, mengaku kini sedang menyeleksi calon pendeta itu.
"Kami masih seleksi, jika sudah ada kesepakatan kami akan memberitahukannya," ujarnya.
Di sisi lain, Jro Mangku Putu Sudarta berharap untuk upacara potong gigi atau "metatah" massal nantinya dapat digelar secara rutin di Nusa Penida setelah pihaknya punya Sri Empu sendiri.
Menurutnya, dengan upacara yang dilakukan secara massal, tentunya akan sangat membantu umat terutama dari segi pendanaan.
"Material yang diperlukan, nantinya bisa ditanggung secara keroyokan, sehingga akan bisa lebih efesien dengan tanpa mengurangi esensi dan makna dari upacara tersebut," katanya menjelaskan.(*)