Singaraja (Antara Bali) - Kalangan nelayan wisata di Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali, mengeluhkan sepinya wisatawan menyaksikan atraksi lumba-lumba menyebabkan omzet turun hingga 70 persen lebih.
"Omzet turun drastis, kadang sehari hanya dapat mengantar empat orang tamu saja dalam sekali berangkat dengan tarif satu orang membayar Rp100 ribu," kata Ketua kelompok nelayan wisata Lovina, Putu Budista, Minggu.
Ia menjelaskan, kadang kala dalam sehari pihaknya dan beberapa rekan lainnya tidak mendapatkan satu orang tamu pun karena memang wisatawan yang berkunjung ke objek wisata unggulan di Buleleng itu menurun drastis.
"Memang karena sedang menurun kunjungan tamunya. Bahkan, banyak yang mengeluh dan terpaksa bekerja pada sektor lain sembari menunggu pengunjung ramai, biasanya pada pertengahan tahun," paparnya.
Pihaknya mengungkapkan, puncak kunjungan tamu di daerah itu pada Juni, Juli dan Agustus, dimana banyak tamu asing didominasi wisatawan asal Eropa dan Tiongkok.
Bukan hanya wisatawan mancanegara, kata dia, juga banyak wisatawan domestik dari berbagai daerah di tanah air karena juga bertepatan dengan libur sekolah," tambahnya.
"Kalau bulan-bulan itu karena tamunya ramai kalangan nelayan wisata dapat berkah ganda karena tamu kadang kala bukan hanya melihat atraksi lumba-lumba saja tetapi juga berkeinginan menyelam sambil snorkeling di beberapa wilayah (spot) terumbu karang di objek wisata tersebut.
Melihat situasi saat ini, dirinya mengaku pasrah karena situasi demikian (sepi) hampir terjadi setiap tahunnya. "Ya mau gimana lagi, memang karena bulan sekarang kunjungan sepi sekali ke Lovina," demikian Budista. (WDY)
Nelayan Wisata Lovina Keluhkan Pengunjung Sepi
Minggu, 17 April 2016 10:21 WIB