Tabanan (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta meminta pihak terkait untuk segera mengembangkan RSUD Tabanan agar ketersediaan ruang rawap inap dan ruang tunggu pasien bisa memadai.
"Saya ingatkan para petugas medis agar memberikan pelayanan yang optimal kepada para pasien meski jumlah pasien yang ada melebihi kapasitas rumah sakit," kata Sudikerta saat meninjau RSUD Tabanan, di Tabanan, Senin.
Di RS tersebut, akibat merebaknya wabah demam berdarah dalam beberapa waktu terakhir telah menyebabkan terjadi penumpukan pasien baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Akibatnya, pihak rumah sakit terpaksa mengalihfungsikan salah satu ruang Instalasi Gawat darurat (IGD) menjadi ruang perawatan sementara sambil menunggu kamar tersedia.
Oleh karena itu, ia meminta agar segera dilakukan penambahan infrastruktur dengan melakukan pengembangan rumah sakit sesegera mungkin sehingga ketersediaan ruang rawat inap, ruang tunggu pasien dan saranan penunjang lainnya bisa memadai bagi masyarakat.
Sudikerta juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam upaya memberi pelayananan terbaik kepada masyarkat. "Harap sabar, pemerintah akan terus berupaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata Sudikerta kepada para pasien yang tengah mengantre.
Terkait jumlah penderita demam berdarah yang mengalami peningkatan, dia meminta masyarakat untuk menggalakkan upaya pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar secara gotong royong.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayananan dan Pengendalian Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan, dr Luh Gede Sukardiasih, mengatakan sejak awal Maret 2016 terjadi penambahan pasien yang cukup signifikan yang berimbas pada kurangnya ruang rawat inap.
Dengan luasan lahan 1,6 hektare dalam sehari terdapat sekitar 700 pasien rawat jalan yang datang ke poliklinik sehingga ruangan menjadi penuh sesak oleh pasien dan pengantar pasien. Dari jumlah tersebut, sekitar 10-15 pasien dari poliklinik memerlukan rawat inap ditambah lagi pasien rawat inap yang masuk dari IGD.
Hal ini membuat pihak rumah sakit kewalahan dalam penyediaan kamar dan untuk saat ini terdapat sekitar 40 pasien rawat inap yang masih dirawat sementara di ruang IGD sambil menunggu kamar tersedia.
Dengan kapasitas 227 kamar dan tingkat pasien rawat inap sebesar 116 persen menyebabkan rumah sakit kekurangan ruang perawatan. Sebagai upaya penanganan dini, Sukardiasih menyampaikan pihaknya meminjam tempat tidur dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan sebanyak 20-25 bed cadangan.
Di samping itu, beberapa pasien yang secara medis atas persetujuan dari dokter konsultan dikirim untuk dirawat di unit fungsional yang dibangun RSUD Tabanan sebagai tempat khusus rawat inap yang berada di Desa Nyitdah Kediri ,Tabanan.
Unit Fungsional yang selama ini difungsikan sebagai tempat rawat inap bagi beberapa pasien dari RSUD Tabanan ini ke depannya direncanakan sebagai pengembangan dari RSUD Tabanan yang sudah ada.
Dengan total lahan seluas 7 hektare, unit fungsional RSUD Tabanan yang memiliki sekitar 43 ruang rawat inap serta ruang hemodialisa ini untuk sementara hanya melayani pasien rawat inap yang dikirim dari RSUD Tabanan.
Proses pembangunan infrastruktur masih menunggu perizinan serta masih terbentur pada upaya pendanaan sehingga diperlukan dukungan semua pihak dalam mewujudkan pembangunan rumah sakit tersebut. (WDY)