Klungkung (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Klungkung merespon cepat atas terdamparnya bangkai paus di Pantai Batu Tumpeng, Desa Gelgel, dengan mengevakuasi dan mengubur bangkai ikan raksasa itu.
Proses evakuasi yang dilakukan tim gabungan BPBD Klungkung, unsur TNI dan Polri berlangsung alot, dikarenakan kesulitan menggeser bangkai ikan paus sepanjang 16,2 meter itu. Evakuasi dipimpin langsung Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
"Kita takutnya ikan dipotong-potong. Makanya harus selesai Senin (14/3) malam," ujar Suwirta di Semarapura, Selasa.
Dia menyatakan, saat itu melihat kendala yang dihadapi untuk menggeser bangkai ikan, maka pihaknya kemudian melakukan koordinasi dengan PT Sinar Bali untuk peminjaman satu alat berat lagi. Akhirnya sekitar pukul 19.00 Wita sebuah alat berat kembali didatangkan. Total ada dua alat berat milik PT Sinar Bali yang dipergunakan untuk mengevakuasi dan mengubur bangkai ikan raksasa itu.
Untuk memperlancar proses evakuasi dan penguburan yang dilakukan tim gabungan, Bupati Suwirta juga melakukan koordinasi dengan PLN dan Polres Klungkung untuk bantuan lampu penerangan.
Dengan segala kekuatan dan kerja sama tim gabungan, akhirnya proses evakuasi dan penguburan ikan paus jenis Physeter macrochepalus (paus kepala kotak) berhasil dilakukan hingga pukul 02.00 Wita.
Proses evakuasi dan penguburan ini mendapat perhatian masyarakat. Ribuan warga memadati pantai Batu Tumpeng hingga berakhir proses penguburan.
Bupati Klungkung menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan bantuan semua pihak, sehingga proses evakuasi dan penguburan bangkai ikan paus dapat berjalan dengan baik.
"Terima kasih kepada PT Sinar Bali untuk alat beratnya, PLN, TNI/Plri dan semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi ini," ujar Bupati Suwirta.
Menurut Bupati Suwirta, cepatnya proses evakuasi dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti timbulnya bau ataupun penjarahan daging ikan.
Sementara itu, usai proses penguburan ikan paus, juga digelar prosesi upacara sederhana. Di mana dalam prosesi ini dihaturkan banten (sesajen) pejati di atas kuburan ikan paus dan pantai (segara).
"Banten ini sebagai upacara pemendeman," ujar Jero Mangku Dalem Digde Gelgel.
Hadir di tengah-tengah proses evakuasi, Dandim 1610/Klungkung Letkol Inf Fransiscus Ari Susetyo. Ketika acara penguburan usai dilakukan, masyarakat pun berangsur-angsur meninggalkan lokasi Pantai Batu Tumpeng. (WDY)