Denpasar (Antara Bali) - Puri Agung Satrya Denpasar bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan Festival Legong Keraton Lasem se-Bali serangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Ke-228 Kota Denpasar.
Pembukaan Festival Legong Keraton Lasem tersebut oleh Pengelisir Puri Agung Satria Denpasar Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama di Jaba Pura Pedarman Puri Satria Kota Denpasar, Sabtu.
Bima Wikrama mengatakan, Festival Legong Keraton Lasem ini diselenggarakan juga untuk mencari bibit-bibit penari Legong.
Menurut dia, Tari Legong adalah tarian dasar dari anak-anak khususnya perempuan. Dimana seluruh gerakan tari Bali itu bersumber dari Palegongan.
"Melalui Festival ini kami dapat mencari bibit-bibit baru penari agar warisan budaya leluhur tidak punah digerus era globalisasi," katanya.
Maka dari itu peserta yang mengikuti festival ini pihaknya mengkhususkan bagi anak-anak usia sekolah dasar. Untuk jumlah peserta yang mengikuti festival tahun ini sebanyak 43 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang. Dari tiga orang itu dibagi lagi menjadi tiga, ada yang menari sebagai Condong, penari Legong Lasem dan penari Legong Langke Sari.
"Semua tim penjurian Festival Legong Keraton Lasem dari dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Hal ini untuk menjaga netralitas para peserta," ujarnya.
Kriteria yang dinilai dalam festival tari Legong tersebut adalah teknik gerak, koreografi dan ekspresi, penampilan tata rias dan ketepatan iringan tari.
Untuk peserta Legong Keraton Lasem akan memperebutkan piala bergilir Wali Kota Denpasar. Selain itu peserta juga memperebutkan juara I, II, III kelompok dan juara I,II, III perorangan Legong Condong, Legong Lasem dan perorangan Legong Langke Sari.
"Juara itu tentunya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh dewan juri yakni dari teknik gerak, koreografi dan ekspresi, penampilan tata rias dan ketepatan iringan tari," ucapnya.
Sementara seorang seniman Kota Denpasar I Nyoman Suarsa mengatakan Denpasar merupakan Ibu Kota Provinsi Bali, sehingga anak-anak Denpasar paling pertama kena pengaruh globalisasi. Agar menjauhkan anak-anak dari pengaruh global yang kurang baik, maka Festival Legong Keraton Lasem ini sangat penting diselenggarakan secara berlanjut.
Selaku orang Bali, menurut Suarsa, minimal anak-anak harus diperkenalkan kesenian Bali. Dalam memperkenalkan kesenian bisa dilakukan mulai dari yang paling terkecil, seperti gamelan Gong Kebyar dan tarian. Dengan memperkenalkan kesenian Bali sejak dini, Suarsa yakin 10 tahun mendatang kesenian Bali akan semakin diminati.
"Kita tidak perlu cemas akan punahnya kesenian Bali, karena sudah ada generasi penerus yang melanjutkan dan mewariskan kesenian tradisional itu. Saya yakin festival ini menjadikan kesenian Bali akan tetap eksis dan tak lekang oleh waktu," katanya. (WDY)