Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Pemkot Denpasar terus melakukan upaya menekan jumlah penderita penyakit menular yakni penyakit tuberkulose (TB) dengan memperluas skrining penderita penyakit lain, seperti penderita penyakit kencing manis.
"Kami telah menyosialisasikan kepada seluruh Puskesmas di Kota Denpasar untuk melakukan sekrining bagi penderita kencing manis mengantisipasi penderita penderita TB," kata Kepala Bidang Bina Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Diskes Denpasar Ida Bagus Gede Ekaputra saat memaparkan program pencegahan penyakit TB di Denpasar, Senin.
Ekaputra mengatakan sekrining terhadap penderita kencing manis perlu dilakukan mengingat ciri-ciri penderta TB mirip dengan penderita kencing manis dimana kondisi fisiknya semakin kurus. Untuk menskrining penderita kencing manis di tahun 2016 ditargetkan mencapai 850 orang.
Di samping melakukan sekrining, kata dia, terhadap penderita kencing manis pihaknya juga melakukan kolaborasi pemeriksaan terhadap penderita TB dan HIV/Aids. Hal tersebut mengingat penderita HIV/Aids sangat rentan terkena TB karena daya tahan tubuhnya menurun.
Dengan adanya kolaborasi terhadap penanganan kasus TB diharapkan ke depannya pencegahan terhadap penyebaran penyakit TB dapat lebih ditingkatkan.
Untuk penyebaran penyakit TB itu sendiri, menurut Ekaputra masih disebabkan karena kurang kesadaran dari masyarakat untuk memeriksakan dirinya. Karena mobilisasi penduduk di Kota Denpasar sangat tinggi mempangaruhi terhadap penanganan penderita TB. Meski Dinas Kesehatan bersama PPTI Cabang Kota Denpasar terus aktif memberikan penyuluhan terhadap penderita.
Namun demikian masih ada masyarakat yang kurang sadar sehingga mengabaikan proses pengobatan yang telah dilakukan. Sehingga tingkat kesembuhan dari jumlah penderita TB mencapai 75 persen.
"Untuk menentukan kesembuhan pada akhir minum obat TB selama enam bulan penerita harus diperiksa lagi dahaknya apa masih mengandung kuman TB atau tidak," ujar Ekaputra.
Ia mengatakan tidak semua pasien mau diambil dahaknya kembali, mengingat merasa sudah sembuh setelah minum obat selama enam bulan. Untuk itu penderita yang telah mendapatkan pengobatan secara lengkap telah mencapai 90 persen.
Jumlah penderita TB setiap triwulan sampai bulan September 2015 sebanyak 785 penderita. Di mana dari jumlah tersebut 33 penderita merupakan pasien pengobatan lanjutan. Untuk itu para penderita TB agar terus mengikuti petunjuk dari puskesmas yang telah memberikan obat dan terus memantau proses pengobatan bersama PPTI Cabang Kota Denpasar.
"Ke depannya kami bekerja sama dengan rumah sakit swasta agar pasien yang berobat mau mengecek sampai akhir pengobatan terutama dahaknya meski sudah selesai proses pengobatan," katanya. (WDY)