Karangasem (Antara Bali)- Upacara Usaba Kaulu segera berlangsung di Desa Asak, Karangasem, Bali, dengan tujuan untuk menetralisir alam di kawasan pedesaan setempat, bisa diperuntukkan sebagai atraksi wisata.
"Upacara tradisional Usaba Kaulu merupakan ritual adat yang tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat Desa Asak, Karangasem," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem I Wayan Purwa di Amlapura, Rabu.
Ia mengatakan, upacara Usaba Kaulu yang berlangsung setahun sekali bertepatan bulan "kaulu" sekitar bulan Januari atau Februari 2016, bisa menjadi atraksi wisata dengan berbagai keunikannya.
"Dengan keunikan ini, maka upacara keagamaan seperti Usaba Kaulu dimasukkan dalam bentuk buku kalender wisata di Kabupaten Karangasem," ucap dia.
Usaba Kaulu dilangsungkan pada Kamis tanggal 14 Januari. Persiapan Usaba Kaulu di Desa Asak sudah terlihat sejak beberapa hari sebelumnya, di mana rangkaian penjor dan hiasan pohon pisang dipajang di pinggir-pinggir jalan.
Pohon-pohon pisang dipasang terbalik, pada bagian atas diberi hiasan janur dan `banten` sebagai permohonan keselamatan dan perlindungan kepada Sang Hyang Pramakawi.
Pada hari H, salah satu ritual yang dilaksanakan adalah `nyepeg sampi`, di mana seekor lembu jantan diarak dengan iringan gamelan baleganjur.
Usai dilangsungkan upacara, sapi jantan itu dilepaskan dan para pemuda akan beramai-ramai mengejar sapi untuk `menyepeg`. Ritual ini berlangsung menegangkan dikarenakan para pemuda bersemangat berebutan mendekati sapi jantan itu.
Setelah ritual nyepeg sampi, maka daging sapi itu dimasak untuk dijadikan olahan menjadi menu kegiatan megibung bersama. Acara megibung melambangkan kebersamaan yang kental di antara segenap krama desa.
"Kegiatan keagamaan lain yang memiliki keunikan di daerah dalam wilayah Kabupaten Karangasem, sudah tentu akan disertakan dalam kalender wisata," katanya. (WDY)