Gereja Paroki Tuka Bali Miliki Perangkat Gamelan

Mangupura (Antara Bali) - Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Banjar Tuka, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali memiliki sebuah perangkat gamalen, alat musik tradisional Bali dimainkan mengiringi perayaan Natal 2015.

"Perangkat gamelan seperti yang umumnya diwarisi setiap desa adat (Pekraman) di Bali itu dimanfaatkan untuk mengiringi kegiatan ritual di gereja," kata Ketua Dewan Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, I Gusti Ngurah Darmadi di Tuka, Jumat.

Ia mengatakan, alat musik tradisional Bali itu biasa dimanfaatkan untuk mengiringi lagu-lagu latin, lagu dalam bahasa Indonesia maupun lagu dalam bahasa daerah Bali.

"Pujian untuk Tuhan dengan Bahasa Bali merupakan warisan leluhur kami, dimana seorang misionaris awal di Tuka juga seorang yang ahli Bahasa Daerah Bali," kata dia.

Ia memaparkan, alat musik dengan berbagai instrumen itu biasa digunakan untuk melengkapi kegiatan ritual gereja, termasuk misa suci perayaan Natal.

Lebih lanjut, kata dia, kreasi dan inovasi yang melibatkan anak-anak muda gereja itu tidak lepas dari pakem dan kaidah dalam kesenian Bali.

Darmadi menambahkan, Tuka merupakan desa pertama di Bali yang penduduknya memeluk agama Kristen, yakni sejak tahun 1937, atau 78 tahun yang silam juga pernah menggelar pentas musik liturgi dan rohani.

Dikatakan, kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan perbedaan musik liturgi dan rohani sehingga pemilihan lagu-lagu di gereja semakin terarah dan selektif.

"Selain itu meningkatkan pengetahuan dan minat umat Kristen, khususnya kaum muda terhadap liturgi serta meningkatkan minat terhadap lagu-lagu klasik, Kegiatan pentas musik itu diharapkan dapat dilakukan secara berkesinambungan, disamping memberikan hiburan kepada masyarakat setempat," paparnya.

Sementara itu, dari segi arsitektur, bangunan Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Banjar Tuka, mencerminkan keterpaduan antara arsitektur tradisional Bali.

"Gereja kami memakai konsep "wantilan", sebuah bangunan berciri khusus dimana digunakan sebagai tempat berkumpul masyarakat/krama Bali, sangat unik dan merupakan cerminan keharmonisan umat beragama di Pulau Dewata," demikian Darmadi. (WDY)