Singaraja (Antara Bali) - Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Buleleng, Bali mengembangkan konsep wisata bahari berbasis konservasi melalui eksploitasi sumber daya laut dengan tetap membudidayakan dan mengelola potensi laut di daerah itu.
"Buleleng memiliki daerah kelauatan yang sangat potensial dikembangkan menjadi objek wisata bahari unggulan di Pulau Dewata," kata Kepala Diskanla Buleleng, I Nyoman Sutrisna di Singaraja, Senin.
Ia menjelaskan, perairan Buleleng dibagi menjadi tiga kawasan konservasi perairan (KKP), untuk lebih memudahkan pengembangan kawasan dan memfokuskan daerah konservasi di masing-masing kawasan itu.
Beberapa kawasan tersebut antara lain, wilayah barat seluas 600 hektare, wilayah tengah seluas 6.621 hektare, dan wilayah timur seluas 6.125 hektare," papar dia.
Menurut Sutrisna, ada empat pilar yang menjadi kunci suksesnya wisata bahari berbasis konservasi di kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Bali itu.
"Ada empat pilar utama pengembangan potensi wisata kelautan di Bali bagian utara yang sudah dijalankan dengan sangat baik selama ini, keempat hal itu yakni masyarakat dan nelayan, pemerintah, swasta dan peneliti.
Selain itu, kata dia, pihaknya mengajak masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, yang membersihkan dan mengawasi dimana pemerintah sebagai pilar kedua akan mengayomi dengan memberikan solusi apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat, semsal membuat payung hukum yang mengatur zonasi pesisir," ujarnya.
Bukan hanya itu saja, ia memaparkan, Diskanla Buleleng juga sudah mengembangkan sejumlah sistem konservasi sumber daya laut. Setelah mendapatkan dukungan dari Kementerian Keluatan dan Perikanan seperti pembuatan tempat rumah ikan, sistem meja, sistem pentagon, sistem penyu sampai sistem bioref.
"Ternyata konsep-konsep itu cukup berhasil dikembangkan dengan konsep empat pilar tersebut," ucapnya. (WDY)