Denpasar (Antara Bali) - Subsektor peternakan dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) di Bali perannya merosot 1,25 persen dari 115,13 persen pada September 2015 menjadi hanya 113,69 persen pada Oktober 2015.
"Subsektor peternakan terdiri atas ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak lainnya perannya menurun akibat indeks harga yang diterima petani (lt) turun 1,16 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen. Sisi lain menurunnya indeks harga yang diterima petani dipicu oleh menurunnya harga hampir disemua kelompok, kecuali hasil ternak.
Kelompok ternak besar turun 1,74 persen serta kelompok ternak kecil dan ternak unggas turun masing-masing 0,74 persen.
Panasunan Siregar menambahkan, kelompok hasil ternak justru mengalami kenaikan sebesar 1,24 persen. Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,21 persen.
Indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan 0,04 persen, ujar Panasunan Siregar.
Subsektor peternakan merupakan salah satu dari lima pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor itu tiga di antaranya mengalami kenaikan dan dua subsektor menurun.
Tiga subsektor yang mengalami kenaikan terdiri atas subsektor tanaman perkebunan 0,50 persen, hortikultura naik 0,91 persen dan tanaman pangan sebesar 2,24 persen.
Sedangkan dua subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor peternakan juga subsektor perikanan sebesar 0,66 persen, ujar Panasunan siregar. (WDY)