London (Antara Bali/AFP) - Presiden Tiongkok Xi Jinping berjanji tidak akan ada "hard landing" atau pelambatan ekonomi secara mendadak sehingga mengakibatkan guncangan untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu meskipun sedang melambat.
Xi mengatakan hal itu pada Rabu saat kunjungan kenegaraan ke Inggris, yang fokus untuk memperkuat hubungan bisnis dan perdagangan.
Pernyataan itu muncul setelah data menunjukkan pelambatan pertumbuhan Tiongkok menjadi 6,9 persen dalam kuartal ketiga, kinerja terburuk sejak krisis keuangan 2009 dan mengonfirmasikan pelambatan di ekonomi yang terbiasa dengan pertumbuhan dua digit.
"Sebagai ekonomi dengan pertumbuhan terbesar, Tiongkok telah memasuki keadaan normal baru dalam pembangunan ekonomi," Xi mengatakan kepada Pertemuan Bisnis Inggris-Tiongkok selama perjalanannya, yang pertama oleh seorang presiden Tiongkok dalam satu dekade.
"Perekonomian Tiongkok menghadapi beberapa tekanan turun dan masalah-masalah struktural, namun penyesuaian tersebut terlihat tak terelakkan ketika ekonomi mencapai tahap tertentu setelah bertahun-tahun mencatat pertumbuhan yang tinggi."
Dia menambahkan bahwa Tiongkok akan berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan melalui konsumsi dalam negeri, bukan melalui ekspor dan investasi seperti sebelumnya.
Menyoroti bobot ekonomi Tiongkok meskipun mengalami turbulensi di pasar keuangannya baru-baru ini, Xi mengatakan bahwa selama lima tahun ke depan Tiongkok akan mengimpor setara dengan 10.000 miliar dolar AS barang dan bahwa 500 juta wisatawan Tiongkok akan bepergian ke luar negeri. (WDY)
Presiden Tiongkok Janji Tak Ada "Hard Landing" Ekonomi
Kamis, 22 Oktober 2015 13:17 WIB