Gianyar (Antara Bali) - Kepolisian Sektor Blahbatuh terus memantau kegiatan ritual keagamaan "piodalan" di Pura Dalem Rsi yang menjadi rebutan antara warga Tegallinggah, Desa Bedulu dengan warga Ketandan, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
"Kami kerahkan delapan personel dari intel dan unit patroli untuk memantau kegiatan ritual itu," kata Kapolsek Blahbatuh AKP I Wayan Budayasa, Rabu.
Ia mengatakan, pemantauan itu dilakukan untuk mengantisipasi hal -hal yang tidak diinginkan. Piodalan di Pura Dalem Rsi hanya dilakukan oleh warga Tegallinggah, sedangkan untuk warga Ketandan cukup melakukan persembahyangan di balai banjarnya.
Hal ini dilakukan, kata Budayasa, agar suasana khusyuk persembahyangan tidak diliputi ketegangan.
Wayan Budayasa mengaku optimis pada saat upacara pagi ini tidak akan terjadi keributan antara kedua belah pihak, karena pekan lalu mereka sudah menandatangani kesepakatan damai.
"Pihak warga Desa Ketandan bersedia membangun pura dan kuburan dalam jangka waktu enam tahun, sebelum fasilitas itu dibangun pihak Ketandan bisa memakai Pura Dalem Rsi," jelasnya.
Sementara Prebekel Buruan I Gusti Ngurah Ariawan mengaku, sebenarnya saat ini yang mendapatkan giliran untuk menggelar upacara di Pura Dalem Rsi itu adalah warga Ketandan.
Namun, kata Ariawan, karena pihak Tegallinggah yang duluan mengajukan surat ke kantor camat untuk menggelar upacara, akhirnya upacara itu digelar oleh warga Tegallinggah.
"Supaya tidak terjadi sengketa, warga Ketandan mengalah," katanya.
Bahkan, demi Bali dan agama Hindu, kata Ariawan, warga Ketandan bersedia juga melakukan persembahyangan di balai banjarnya.
"Prinsipnya Tuhan itu ada di mana-mana," jelasnya.
Ketika ditanya soal kesepakatan pembangunan pura dan kuburan, Ariawan menyebutkan, semua itu sedang dalam proses. "Kami rencanakan pembangunan fasilitas umum itu di sebelah timur balai banjar," katanya.
Hingga saat ini, jelas Ariawan, pihak Ketandan baru memiliki tanah seluas 12 are untuk pembangunan fasilitas umum itu. "Mudah -mudahan dengan kesepakatan itu, konflik yang sudah terjadi sejak 1980 itu segera berakhir, " ucapnya. (*)