Batam (Antara Bali) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengkhawatirkan tingginya penyebaran HIV/AIDS yang dalam lima tahun naik lima kali lipat.
"Dalam lima tahun ini sudah naik lima kali lipat. Kami khawatir khususnya pada daerah wisata dan kota pelabuhan," kata dia di Batam, Kepulauan Riau, Senin malam.
Selain kota-kota besar, kata dia, wilayah-wilayah kota pelabuhan pada perbatasan memang rentan terhadap perilaku-perilaku yang berpotensi menimbulkan penyakit menular khususnya HIV/AIDS.
Ia mencontohkan wilayah Kota Batam yang berada pada kota terdepan dan berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura.
Selain itu, kota itu juga menjadi pintu masuk wisatawan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Bali. Sehingga menyebabkan banyak dampak negatif yang timbul.
"Ini harus diwaspadai bersama. Jangan sampai banyaknya wisatawan yang masuk membawa penyakit," kata dia.
Hingga September 2014, jumlah kumulatif HIV yang dilaporkan sebanyak 150.296 orang dan AIDS 55.799 orang. Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (32.782), diikuti Jawa Timur (19.249), Papua (16.051), Jawa Barat (13.507), dan Bali (9.637).
"Tingginya penularan HIV/AIDS juga dipengaruhi masih banyaknya narkoba masuk ke Indonesia. Ini juga menyumbang banyaknya penderita," kata Moeloek.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat jumlah penderita HIV/AIDS di Batam hingga pertengahan 2015 tercapat 4.543 orang, 19 orang diantaranya masih berusia di bawah 14 tahun dan balita.
"Kami merasa prihatin dengan kondisi itu. Apalagi kini penderita umur 14 tahun ke bawah ada 19 anak," kata penggiat anti HIV/AIDS dari Angel Heart Ana Monley di Batam.
Apalagi, kata dia, berdasarkan data Dinkes Batam ada balita yang juga mengidap HIV/AIDS yang ditularkan kedua orang tuanya yang juga positif mengidap virus tersebut.
"Untuk anak balita biasanya memang dari orang tuanya. Sementara kasus pada remaja dan dewasa biasanya karena melakukan seks dengan cara tidak sehat," kata dia.(WDY)